Powered By Blogger

Minggu, 30 Desember 2012

sandarlah dalam jiwaku
eratkan rangkulan tanganmu
biar hilang segala duka
biar tak lagi resah kita rasa
jika duka masih terasa
jika resah masih mendera
tutuplah wajahmu didadaku
eratkan lagi pelukanmu
tenanglah damailah
sabarlah damailah
tinggalakan duka mendera
hilanglah segala resah terasa
kita sambut kasih yang indah
bahagia bersama hangatnya cinta
tananglah damailah sayangku

Selasa, 25 Desember 2012

bunga yang baru mekar
tumbuh segar dipekarangan
warnanya putih kemerah-merahan
muda daunnya hijau menjuntai
dahannya masih rawan patah
karena kepolosannya
yang hanya nuraninya ia ikuti
tanahnya gembur
setiap waktu longsor bisa menjatuhkannya
musim ini angin juga tak bersahabat
badai bisa saja menumbangkan mahkotanya
berjagalah kau bunga
keindahanmu juga manis madumu
Saat di tengah malam jelang pergantian hari
sementara arah tak tau kemana harus berlari
kenyataannya berbeda dengan yang ada
harus alami untuk melangkah bernyanyi
sementara ada rasa yang terjadi
suara detak kecil waktu terus memacu
tak mau berhenti terus mengajak bernyanyi
tak lelah nyanyian nafas meski tak merdu lagi

00:02, Sn 10-12-'12
Dilangit penuh coretan
terlihat kisruh menghiasi
berbuih-buih
ramai menggunjing
mata berkeringat
dari amarah menyampah
coretan langit luntur dihantam guntur
kilat menyambar tebakar asapnya menari-nari
coretan langit hangus hitam gelap
Cinta yang menangis
melayang diawang-awang bebas
akal yang lemah menyelam kelautan indah
sampai nestapa melingkar dileher
karena cinta tak jadi cintanya

Cinta yang menangis
hatinya kosong
melihat kelangit memaki nasib
namanya hanya semu
sedang Tuhannya memberi yang meruah cinta cintanya
tulus-Nya cinta untuk yang dilangit dan bumi

Cinta yang menangis
terpuruk dalam cinta (semunya) cintanya
terombang-ambing diatas cintanya
cinta-Nya pada cinta bersama
dalam suka bahagia
waktu sengsara cinta-Nya ada

Cinta yang menangis
berdirilah sayang
lihatlah sayang, pantaskah cintanya?
sadarlah sayang cintanya semu
sabarlah sayang cinta-Nya ada
kepastian mengambang
keraguan mengendap
harapan melayang
kemana jadi pandu
yang keluar hanya kebosanan
tak ada hiburan

pada samudera sebebas arus
keras berteriak lepaskan beban
menjadi batu karang menunggu ombak

Salam Rindu

Salam Rindu

oleh Ard Ardiansyah pada 5 November 2012 pukul 1:23 ·


Sama seperti kemarin di awal sebelum siang matahari menggelap atau akhir siang hilang matahari lirih menerang.
Segaris senyum hitam sebening mata air didalam lingkaran, ku kenal aku bukan dirinya. Ku dekatkan sebisanya, ia dapat menjauh dengan diam perlahan.
Hujan awal November tak jauh beda yang kemarin, awal akhir matahari hitam gelap pengap tengkurep jiwa yang kering, sumpek. Langit seperti bernarasi, membiru wajahnya haru terlihat kelabu menjadi tabu berlapis-lapis.
Terasakah meski tak terlihat. Yang ku pasti ingat merah muda putih alasnya, hujan reda daun kering berguguran disetiap langkahnya semikan musim berbunga.
Namanya ku panggil tapi tak ku sebutkan kerongkongan gatal tak beriak ludah mengental ingin muntah air mata berdarah hati ku geli.
Lagu Iwan Fals terdengar, "Rambutmu matamu bibirmu ku rindu, senyummu tawamu candamu kurindu." ungkapan hati disahut Bunga Band "Bayangmu selalu terbayang dalam setiap angan, yang tak pernah bisa hilang walau sekejab Ingin selalu dekat denganmu enggan hati berpisah larut dalam dekapanmu setiap saat setiap saat...".
Seperti kata pujangga, cinta yang sedang meraja. Cinta-cinta yang dengan tidak sederhana tak ingin sementara, selamanya ku minta. Sayang, ia semakin jauh tak ku kenal dekat tak ku tahu laku apa lagi membaca guratan kata-katanya.
Aku tak bisa jadi sastrawan dengan ribuan tandingan apa lagi jutaan kritikan ia pasti tak akan membaca karyaku. Hujan enggan berhenti, jadi hambar dan getir langit tak lagi biru namun kelabu.
Ternyata sukar menggambar pelangi ketika halilintar menyambar atau setelah gemuruh badai. Berharap pelangi guratanku terinjak langit hari.
Apalah uraian keadaan ini? Rindu haru biru kelabu.
Didesa ku lihat awal matahari, dikota ku kejar akhirnya, senja. Senja yang merona ketika sisi matahari yang landung tenggelam dicakrawala.
Aku tak mau diam, tak mau jiwaku terjajah. Maka ku nyatakan rasa, "Aku rindu padamu" walau ia diam. Suara Babeh Iwan Fals terdengar "Dan ku akui tanpa kemunafikan ku cinta kau..."
jelang hari berganti sampai tengah malam ini hirup aroma kopi.
Lagit hitam tak lagi biru haru. Tak lagi terlihat segaris senyum tersembunyi dari wajahnya. Masihkah bisa ku temui dirinya walau fajar masih hitam melingkar?
Kuncup telah lama berbunga, ku jaga-jaga tak layu tambahkan semangat baru. Awan berarak putih bukan jingga. Salam rindu pelita cahaya dihatiku tak pernah surut terus berkembang karenamu rinduku.
Tenanglah sayang
dekatlah disampingku
biarkan mereka berkata apa
cinta ini milik kita
rindu ini kita yang rasa
usahlah mengangis
kupeluk selalu dirimu
agar kedamaian selalu menaungi jiwa raga serta hatimu

#...gm

Minggu, 23 Desember 2012

Apa yang telah kita lakukan hari in? Atau, apakah yang telah Tuhan lakukan untuk kita hari ini?

Batu yang gusar diseret luapan air hujan
kenapa angin bertiup mengoyangkan daun-daun
langit sadar akan hakikatnya
bumi merasa tak nyaman
gunung diam merenung
hari membawa sejuta cerita
malam tenangkanlah

kopi yang hangat menjalar aromanya
tertenggak menghangatkan jiwa dan pikiran

Jumat, 21 Desember 2012

Butiran-butiran kecil bening masih ramai menjatuhi bumi
seperti mengembun dipucuk daun menjalar kedahan
banyak yang memuara menggenang ruas-ruas jalan
tak lepas senyum langit yang putih memburam
melihat jajakan kopi si tua berpayung hitam
dengan selendang terikat didada memanggul beban
perlahan lenyap ditelan nyiur daun-daun yang menunduk
tetap butiran kecil-kecil bening terus bertasbih

Rabu, 19 Desember 2012

Tolong rasakan dalam hati
ketika sepagi ini kau bermimpi
daun-daun yang bergoyang
membuat embun berjatuhan
kabut mengambang di awang-awang
selimuti cahaya penerang jalan
lantas mimpi apa yang kau harapkan?
kembangkanlah do'a
berbuat tanpa harus menunggu hasil
dalam proses kau nikmati pelaksanaan kata
disana matahari menjatuhkan cahaya
bunga-bunga bermekaran
kupu-kupu menari-nari

Selasa, 18 Desember 2012

Dia dalam cerminannya sendiri
ia menari memutar seperti kupu-kupu
seperti seonggok daging yang busuk
kering dan hampa jiwanya
semakin rusak bangunan batinnya
jiwanya terus mengerang kesakitan
setiap ia memahami dirinya
bertanya-tanya pada diri sendiri
hatinya merintih dalam diam
seringkali jiwanya menghujat
betapa rasa sakit batinnya
setetes air matanya jatuh
mata yang menatap kosong dalam merenung
apakah ia akan terus menari menyiksa batin sendiri
apakah ia bisa bernyanyi seperti dulu bagaikan mawar dimusim semi
betapa rindu yang membuncah pada masa lalu
ia tak tahu harus berbuat apa
batinnya masih merasakan perih

01:08, Sel 18-12-2012

Senin, 17 Desember 2012

Mengurai kata didalam samudra diatas cakrawala
terbaring diatas bumi menatap langit yang gamang
air mata tak lagi berduka
menatapmu aku tak bisa menipu nurani
pada lingkaran suci aku mencintaimu

aku relakan rindu yang jadi prahara
tak lagi memaki angin yang melubangi paruh hati
mata merah hati berdarah lontarkan marah
semua telah pasti cinta ini tak pernah berarti
senyum ramah dalam amanah aku pasrah
bahagia ku melihatmu bahagia

Minggu, 16 Desember 2012

Ku t'lah lelah menunggu
kemarilah sayang dekat padaku
ada sedikit rindu yang tak pernah mati untukmu
dekapkanlah pelukanku
eratkan dengan kasih sayang
udara disini dingin merasuk sampai ketulang
tak ada sesuatu yang menghangatkan kecuali tubuhmu
sebab tak ada kopi disini
kecuali rokokku menjadi inspirasi tentangmu
tak usah ragu untuk kepastian cintaku
biar kata pelan berjalan kaki
namun pasti kan abadi
biar ditawar kembang seribu rupa
kau tetap satu selamanya

Sabtu, 15 Desember 2012

Pagi yang hangat
kau hangatkan aku
terasa sampai ke tulang
kau suguhkan aku dengan keindahanmu
kau manjakan aku dengan bayang-bayangmu

sejenak ku memegangmu
ketika tumpah cahaya matahari
keringkan hati yang berduka
serupa mega habiskan subuh

pagi yang terang kau terangi bumiku
tumbuhkan tunas hijau
mekarkan bunga-bunga
kau hembuskan aroma ke jiwa
sadarkan aku pada mimpi-mimpi

Jumat, 14 Desember 2012

Anjing malam terbaring dibalik pagar besi berwana hitam. Melihat ia ke depan, keluar dipucuk-pucuk pohon. Lidahnya terjulur menjilati kemaluaannya yang terjepit disudut kenyataan. Matanya berkedip digaruk kaki kanannya yang tertikam jarum waktu yang milingkarinya. Punggung yang menggerus aspal hitamkan beban. Anjing malam berkaca pada kubangan, melihat wajahnya ia tahu itulah minumannya. Makanan di tiap jalan jadi suguhan disela lukanya. Menjajal untuk tetap hidup pada harap yang bertumpuk.
Masih belum bisa...
Jika Kau ciptakan rasa ini kepada anak manusia, karena rindu tak pernah padu tersiksanya batin yang ku adukan kepada-Mu menjadi dilema oleh adanya cemburu. Berujung pada air mata tak pernah padam remukkan cinta yang karam.
Sampai waktu ku datang nyatakan keadaan, berharap untuk menghindar di persimpangan tentukan pilihan. Engkau tau tak pernah terbuka ku temukan kecewa, berkali ku coba masih saja tak bisa...

Kamis, 13 Desember 2012

Dimana tempat berpijak
ketika merasa tak hidup lagi
katakan langit enggan menurunkan hujan
karena cahaya lebih cantik diselimuti
hanya luarnya yang terasa
entah bagaimana

Rabu, 12 Desember 2012

Ada asap dimatamu
mengepul melingkari duniamu
karena bara tetap mengaga
arang menjadi busa
menetes lewat sela-sela
kau tekuni
dengan handuk kau mengusapnya
setelah bara api padam

Selasa, 11 Desember 2012

Nampak kusam
ujung yang terkoyak

segala yang terasa
menumpuk diberanda

waktu tetap berjaga
cita-cita masih ada

masih sama tak berubah
dibalik dinding berbatu
masih merdu
merayapi mengusik langit kelabu

Kamis, 06 Desember 2012

Angin datang keberanda
melewati celah-celah yang terbuka
lewat mata indra
merayap ke dada

ada daun yang bergoyang
melempar embun ke tanah
seperti benih yang murni

menulis puisi puisi
dengan kata sederhana
dengan bahasa sederhana

mengalir seperti air
berkobar seperti api
ada ranting jatuh
mengambang menjadi abu

pulanglah jingga-jingga
pergilah dengan pasti
matahari dan bintang
masih terasa sepi
dalam diam terkenang

Rabu, 05 Desember 2012

matahari menjatuhkan cahaya ke bumi
sedang hujan tak hanya menyisakan embunnya
daun yang bergoyang menjatuhkan hujannya
dihembus angin memercik ke jiwa
sayang hujan segera berhenti
ketika matahari kembali terselimuti
teramat dingin yang ada kini
tanpa kehangatan secangkir kopi
Bibirnya menatap kepadaku
senyum yang hancur oleh air mata
tangannya menggenggam ke dadaku
suara yang tertahan dari ratapan
rambutnya menutupi mata dan separuh bibirnya
sedikit basah oleh keringat air mata
seperti membeku tanganku diatas pipinya
serasa tak bisa ku tahankan
seolah ditamatkan ku dekap duka yang menyiksanya
bibir yang menempel di keningnya menjadi pilihanku
seraya mengerat lagi dekapannya
menjadikan dadaku ikut menangis

Selasa, 04 Desember 2012

Bunga mawar
menumpuk di atas suar
terlihat ranting panjang
tumbuh didalam keyakinan
bersemi dia bersemi
lahir didalam bahagia
menciptakan memasuki lingkar kedamaian

langit biru
memenuhi hari-harinya
jiwa yang bersuka
hati yang bahagia
telah suburkan harapan
menyanyi bunga-bunga menyanyi
suaranya memuja-muja
bunga mawar bersuara lantang
membakar ketakutannya
menggerai penjara batinnya
Ku senang didekatmu
ada canda suka senyummu
kau batu karang yg tetap tegar
jalani hidup yang kian sukar
memang begitu adanya
banyak hal yang jadi pertanyaan
katamu adalah ketegaran jiwa
menghangatkan tubuh yang beku
cahaya penerang yang kegelapan

kini kau sakit
badanmu sakit
ini hanya sementara
lekaslah sembuh
dan kembali mancing
tetaplah begadang dan minum kopi

Senin, 03 Desember 2012

Seperti apa warnanya langit diantara gelembung-gelembung yang bergerak liar menutupi matahari dan terpecah tak beraturan arahnya...

Terlihat seperti tanah yang gembur ditata diantara tanggulan yang retak sebab air mengalir dan jatuh dari langit bermuara didalamnya...
Dijalan ada anak-anak
tangannya digenggam ibunya
anaknya menangis digendong bapaknya
anaknya kegirangan dipangkuan ibunya
anaknya merengek pada bapaknya

anaknya melompat kejalan
ada hujan...
anaknya berlari dengan baju pesta
menjinjing pundak tundukan kepala
meneteng harapan ditangannya
dirumah ada mimpi dibalik jendela
ketika anaknya mengunci pintu rumahnya

Jumat, 30 November 2012

Aku ingin bebas
bebaskan otakku yang buntu
bebaskan ikatan yang menjerat hati
persetan riak gelombang tajam karang
kan ku tendang jika menghadang
tak tahu lagi dengan yang serupa
lautan luas dalam menebar rintangan
do'akanlah ku belah-belah samudra

aku ingin lepas
lepaskan air mata
lepaskan segala belenggu
melihat matahari meski mata lebam
biar saja aku kalah
ku tak mau menyerah
memacu waktu hingga berlalu
sampai batas yang tak ada akhirnya

aku ingin damai
dengan apa saja yang ada
bersama siapa saja yang mau
dengan akal nurani
setidaknya masih ada cinta
walau hati terlanjur tersiksa

aku ingin menangis
membiarkan apa yang lewat
nenertawakan diri sendiri telanjang
ketika nafsu berkuasa
tak perlu lagi dibicarakan
mimpi-mimpi terlalu panjang
langit seperti terpisah-pisah
menjadi manusia tersenyum melihat air matanya

#...akhir November.

Senin, 26 November 2012

Seperti embun pagi hari
atau sisa hujan
sayangnya hari ini tak hujan
padahal ku sedang menungguinya
sampai malam tiba lagi malam

jatuhnya tunduk haru
rebah diatas bumi
seperti liur kala bermimpi

Minggu, 25 November 2012

November segera berlalu
awal yang ditunggu
angan tergantung-gantung dilangit tinggi
seperti sayap cendrawasih
terbangkan rindu citanya
bukan hanya ingin dalam dimimpi
sampai buru-buru hujan menderu

dalam November nyanyian jiwanya
ada harapan dan do'anya
sahabat dan duka cintanya
sedikit keinginan di angka delapan belas
tak banyak yang di ungkapkan
tak lama waktu cepat sekali berjalan
tak banyak yang tahu hari minggu
bahagianya menangisi malamnya
bergegas cepatkan langkahnya

hari November masih tersisa
ini saja adanya
musim hujan jatuhkan gelora berulang-ulang
iramanya membawa cerita lama
riak alirannya mengusik kisah rindu
sejuk aromanya mengindahkan dukanya
genangannya terpecah dari sisa-sisa
berulang-ulang menutupi wajahnya
sebab hati nurani tak mau di ingkari
pelan-pelan sayang

Jumat, 23 November 2012

Seperti itulah keadaannya
hujan sepertinya tak mau berhenti
lapar didada kantong kecil kosong
haus menengadahkan tangan mengumpulkan air hujan

yang ramai di atas atap
sepi dibawahnya
yang ramai bunyi daun-daun
meratap disandarannya
yang indah hujannya
tak terbayangkan tanpa keadaannya

Kamis, 22 November 2012

Angin malam
mengelus-elus pepohonan
meruntuhkan bunga-bunga
menyulut langit hitam
mengundang gemuruh
menyeret air hujan

angin malam
datang tiba-tiba
singgah diberanda
seperti mana warnanya
sebagaimana bentuknya

angin malam
tempuh jalan lewati hari
mencerahkan senyum tawa
menyedihkan luka duka

angin malam
detak dada bertabuh seperti burung nuri
sebentar hilang dibalik alang-alang
tanpa bayang-bayang menjalar dihati
sentuh telinga lalu pergi lagi

Senin, 19 November 2012

Langit mendung
orang-orang sibuk bekerja
antara gerimis yang turun kadang berhenti
mata kalut melihat alamnya
mulut berteriak memanggil cahaya
jalannya pincang menuju tujuan
jiwa yang koyak dijalan bergelombang
hatinya rusuh disela keramaian

bunga api seperti air mata
debu menggumpal masuk ke lubang pernafasan
keras berfikir diruang sempit
air mengendap tak jua kering
dalamnya lubang sulit menggapai permukaan
tak ada bintang melintas
untuk meminta sebuah permohonan

Minggu, 18 November 2012

Hujan sayang...
belum reda

ada pesta diseberang jalan
dengan musik menghentak
ada yang datang
sebagian pulang

ada mimpi dihotel sebelah
bersama keluarga, teman atau kawan nemu dijalan
mungkin ada yang mendengkur
mungkin juga ada yang merem-melek

ada kendaraan melintas dijalan
ngalor ngidul ngetan ngulon
entah kemana tujuan mereka
mungkin pulang
atauentahlah...

ada yang bekerja
disetiap penjuru mata memandang

lalu apa yang kau kerjakan sayang?

bersila diberanda
anganmu melintas langit tinggi
berdo'a meraih mimpi-mimpi
sejengkal umur berganti
dengan rokok dan kopi
kau ciptakan pestamu sendiri

hujan reda sayang...
habiskan kopimu
matikan rokokmu

03:11
Inginnya ku matahari pagi
menghangatkan harimu
inginnya ku mega sore
mengindahkan jelang malammu
inginnya ku bulan bintang
sebagai cahaya yang kau tunggu
tetapi...
akulah awan mendung yang menutupi
akulah kegelapan yang menyelimuti
mendera menabuh kegelisahan

inginnya ku tawa penghapus air mata
inginnya ku roda dilingkaran suci
inginnya ku ada dengan apa adanya menjadi makna
tetapi...
setidaknya aku masih merindukanmu
direlung hati didalam benakku
inginku menemanimu bersamamu
inginku melihatmu semenit atau sedetik saja
untuk kado dihari lahirku kini

aku mohon kabulkan, tolonglah...

Kamis, 15 November 2012

hujan berjatuhan
bunga-bunga berguguran

cahaya dihalangi
hitam menaungi

nyanyian hati
tarian jiwa
kemana perginya

air hujan
menggelantung dibunga-bunga

suara hati tercampak
kabarnya tak lagi bercinta
kering laparnya menyakitkan

Rabu, 14 November 2012

Percikan air berjauhan
tak pernah bersentuhan

telaga bergelombang
ada suara gelisah

gemuruh dilangit
bersautan tak berhenti

burung kecil bermimpi
matinya sunyi

Selasa, 13 November 2012

Kau kemanakan senyummu sayang
jangan disembunyikan
kesedihan kau pancarkan dari matamu
membuatku ikut larut didalamnya
tersenyumlah kepadaku
agar ku menangisi senyummu

Senin, 12 November 2012

Tersandung dan jatuh
yang kadang tak kita duga membuat luka
kesedihan membekas
menjadi renungan dalam diam
yang mungkin membuat kita menangis
kemarin hari ini atau esok lusa

cahaya yang tertutup
angin menggesek didaun
hujan mendera dari langit

kupu-kupu menangis melihat bunganya menangis
bunga menangis melihat akarnya menangis
akar menangis melihat buminya menangis
bumi menangis melihat langitnya menangis
00:05, Sen 12-11-2012

Jumat, 09 November 2012

Malam suram
kelelawar beterbangan melintas lampu jalan
angin yang datang dari lorong kehampaan
melalui mata lembab
ke atas kepala berputar-putar
tak bersuara

hangat matahari
cahaya bulan purnama
namanya terpendam
dibawah dahan pohon yang mati

Kamis, 08 November 2012

Kapan ada waktu bersua
dibelantara kata
didalam senyap peraduan
mengurai berjuta makna
bernada riuh dalam tawa

mata hati seolah mengajak bercumbu
menikmatimu dalam dekapku
membelaimu ditiap mesra kecupku

di hatimu kosong
di jiwaku tak bercahaya

di lingkaran terurai makna
ketika kata tertuang
kita tak satu
kau bukan milikku
mungkin selamanya memang bukan surgaku

Rabu, 07 November 2012

Dimana pintu masuknya
aku didalam sini
dari mana ku temukannya

sejak kapan aku masuk
didalam mana tak kau tanyakan
olehmu tak benar tahu

untuk apa aku didalam sini
banyak puing-puing berlubang
pecahan tak terasa ada
kenapa ada tak kau tanyakan

aku ingin keluar
dimana jalannya
mana kau tahu
didalamnya ada tak kau rasa

sore lama beranjak
didalam tajam pecahannya
diluar redup senjanya
diluar tunggu fajarnya
tapi mungkin matahari tak hangat lagi
hilang tawanya berkarat mulutnya

tanyakanlah apa yang terasa
perihnya dipaksa menyetubuhi
sakitnya sampai dimata
air mata hatinya
bimbang didalam lingkaran
tak pasti

(payah) didalam mana kapan masuknya
keluar(lah) dimata api

dimalamnya yang hanya mimpi
senyumnya berbunga seperti badut
matanya membuka
cengeng bersimpuh pada Tuhannya
pada esoknya didalam ada dimana keluarnya

Sabtu, 03 November 2012

Kemari sayang datang padaku
ku genggam tanganmu tanpa ragu
malam ini milik kita
dengan cinta yang menipu air mata
malam ini kita berdua
dengan rindu yang juga menipu kesengsaraan
biar keadaan apa adanya
jangan takut aku mendekapmu
ku tak akan pergi tinggalkanmu sendiri
ku memelukmu mencium mesra bibirmu
aku sayang kamu

#..gm
Indonesiaku satu
bermacam warna rupa agama
bermacam suku adat
bermacam bahasa budaya
beribu pulau terapung dilaut samudera

Indonesiaku satu
beradu tombak dan parang
saling bakar lempar batu
saling mengorek kuping
terasa menyayat hati

Indonesiaku satu
dengan alam yang kaya
dipimpin orang-orang hebat
memimpin kaum-kaum melarat
menjadikan hidup semakin sekarat

Indonesiaku satu
dibawah bayang kibar bendera usang
dengan do'a dan harapan
bersatulah dalam damai

Indonesiaku
aku cinta padamu
Dihempas tak berbatas
mendekat tak peduli
diam terabaikan
lari menghindar tak berarti
tak pernah jadi sirna
sempat jadi gunung lalu mengurai kembali
mencari sebutir padi ditumpukan jerami

merangkak dikolong langit
terjaga dilorong-lorong sepi
mimpi terpapar tak bicara
do'a harapan bersandar
tak perlu bersedih
tidurlah jika terasa lelah
meski berkalung ombak

matamu menancap bagai mata pisau
senyummu merambat mengakar disanubari
gambarmu sekian lama terbingkai dengan nyata
bayangmu bertahan sulit ku tanpamu
perasaanku utuh untukmu

adakah rasa indah rindumu
akankah ku rasa nikmat cintamu
sampai nanti air terus mengalir menjadi muara
tak jadi beda cinta tetap setia
ketahuilah cinta yang suci
pasti tetap ku nanti
meski ku tahu kau tak pasti

kulihat dirimu tanpa kemiskinan
kupahami kamu tanpa kemunafikan
kau tenangkan aku tanpa air mata
kau damaikan aku tanpa kesengsaraan
inginnya aku melihatmu bahagia meski tanpa aku dinafas terakhirku
dengan air mata yang tersenyum mendamaikan tidur panjangku

#...gm

Kamis, 01 November 2012

Kau terlihat gerah dimalam purnama
padahal aku sudah didekatmu
duduklah di pangkuanku
hadapkan wajahmu kelangit
rasakan cahayanya turun kehatimu
menjadi lingkaran di jiwamu
menghangatkan ragamu
mendamaikan hatimu
aku mendekapmu

#..gm

Senin, 29 Oktober 2012

Aku tak bisa berhenti
segala kebijakan telah ku coba
bernyayi tak bisa berhenti
berlari tak bisa hindari
diam keadaan menyalahi
terbakar disiang hari
membeku dimalam hari
mencair ketika fajar menjelang
ironisnya ini sungguh manis
tapi tidak untuk waktu yang lama
walau kadang seperti harapan
tapi itu ilusi

Minggu, 28 Oktober 2012

Mimpi berguling dijalan
keras bergetar
tanpa jantung
membuat air mata
tanpa air mata
dibalik kaca yang palsu
angin dibelah lari mendahului
menjaring malam yang terpapar

Hari semakin garang
dijejal kabut samar
tersingkir tanpa pegangan
diatas ban panas menggelinding
seperti melayang dalam samudera
sampai kapan nafas kan bertahan
tak ada guna menerka-nerka

malam mulai buas
kegelisahan menjadi gemuruh
hujan pecahkan dinding hati
karam diduka terdalam
fajar menanti

Sabtu, 27 Oktober 2012

Bengi iki rame eseme mbulan
bebarengan sumribit angin ngelus pucuking cemara
gawe ngangen-angen kekarepan lakune urip

peteng sing gemuleng ing angenku
ngalangi lintang-lintak ing tawang impenku

Ana ta sing mirsani wengine wengi biru
apa hiya mung semene dayane layange ati
aja ta sumanding, nyawang wae ora bisa

Jumat, 26 Oktober 2012

Terbakar matahari
dihantam hujan badai
sampai benar-benar kau mengerti
sampai benar-benar kau dapat yang kau ingini
semua takkan bisa buatnya mati
segalanya mungkin tak abadi
Rindu ini masih bernafas
menuturkan kata
berujar sabar
darimu bunga permata
mengambang dilaut hampa
rasa melangit menengadah
hati jadi mabuk biar bercampur empedu
mengarak lagu sendu
puisi sendu
kasih datanglah berlabuh
...
aku rindu
Mimpi berguling dijalan
keras bergetar
tanpa jantung
membuat air mata
tanpa air mata
dibalik kaca yang palsu
angin dibelah lari mendahului
menjaring malam yang terpapar

Hari semakin garang
...
dijejal kabut samar
tersingkir tanpa pegangan
diatas ban panas menggelinding
seperti melayang dalam samudera
sampai kapan nafas kan bertahan
tak ada guna menerka-nerka

malam mulai buas
kegelisahan menjadi gemuruh
hujan pecahkan dinding hati
karam diduka terdalam
fajar menanti

Kamis, 25 Oktober 2012

Mungkin malam ini akan indah
jika kita menginjak bumi masjid
dengan senyum bahagia menyambut rayanya Idzul Adha

mungkin malam ini akan ceria
aku yang memukul bedug
engkau yang bernyanyi menyebut Asma-Nya
sampai kapan aku tak tahu
mungkin sampai lelah atau lapar perut keroncongan

...
ini mungkin hayalan orang miskin
dengan kaya airmata
tapi ini tidak mungkin kita ada satu
biarlah do'aku tetap selalu untukmu
biarpun didalam hati tapi semoga bahagia dirimu
ini yang pasti

Rabu, 24 Oktober 2012

Hujan sepanjang jalan purnama
menjadi tirai di awang-awang
membentang
siapa yang mau
yang sebenarnya tak ada yang mau
tapi ini kenyataannya

Hujan sepanjang jalan purnama
mengapa hanya terbayang
terus saja membayang di angan
...
tak pernah sedikit terelakan
apa lagi terlupakan

Hujan sepanjang jalan purnama tenggelam
langit putih bersih
rumput basah kuyup sampai ke tulang
hujan sejenak reda tak peduli

hujan disepanjang jalan jelang pagi
mengapa pergi dari sini
kembalilah lahirkan ketenangan
damaikan disini dihati ini

sisa hujan basahnya bertebaran disepanjang jalan
sepi sedihnya membahana
di kota ini
Biarlah ku hanya menatap gambarmu
yang tersenyum
yang tertawa
yang selalu bahagia
semoga selamanya
walau tanpa aku walau tak ada aku
dengan siapa saja
tetaplah untukmu bahagia
Terima kasih Tuhan
ternyata ku lihat ia tersenyum tertawa
meski tak langsung oleh indra
tapi semoga kan berlanjut
bahagiakanlah dia Tuhan
dengan apa saja yang ada
yang jangan buatnya bersedih apa lagi menangis
terima kasih Tuhan
Engkau Memang Maha Mengasihi

Hai Tuhan... Engkaulah Maha Segala
Pencipta dan Pembunuh apa yang Engkau hendaki
Hai Tuhan...
Bagaimana aq bisa meraih surga-Mu
sedang bayangan itu terus membayang
dimana saja bahkan ketika aku menghadap-Mu
ku akui aku memang sayang padanya
iya aku mencintainya
keadaan seperti ini terus saja berulang-ulang dari awal kenal awal jumpa
sampai detik yang ku tulis ini
...
Hai Tuhan...
Kesedihannya adalah kepedihan bagiku
alangkah bahagianya jika melihatnya bahagia
tenangkanlah jiwanya
damaikanlah hatinya
temukanlah untuknya seseorang yang pantas untuknya
seseorang yang mencintai dan menyayanginya
tanpa sedikit ingin menyakiti jiwa juga hatinya
dengan siapapun ia asal bahagia hidupnya
aku ikhlas Tuhan
Hai Tuhan...
tak henti-hentinya hatiku menangis karna rindu
rindu kepada-Mu juga padanya
tak pernah aku seperti ini sebelumnya
sampai kapan keadaan ini berakhir
dengarkah Engkau Tuhan
Berapa banyak lagi harus ku telan
tak habis pikir semua ini harus ku habiskan
pura-pura ku telan lalu menahan
sudah banyak yang muntah
bercecer dimana saja
di atas sarung sampai didalam mimpi
tapi kenyataan ini nikmat
kenikmatan yang tersudut dilingkaran
melingkar-lingkar di otakku
yang menurut nalar itu tak mungkin
...
mungkinkah rasa mengendus aroma dan mencerna dalam hatinya?
yang resah hingar rintih memaki
setiap tetesnya menggumpal jadi rindu
akulah tetes bumi tanpa kemiskinan
kaulah gairah hidup ini tanpa kemunafikan

Senin, 22 Oktober 2012

Masih terasa lembut tanganmu
ku genggam air mata
dengan lukamu yang entah berapa jumlahnya
bersanding hati yang berantakan
aku takut menghirupmu
tetap ku jaga apa yang semestinya ku jaga
tanpa lupa makan agar jasmani juga terjaga

Angsa putih berenang menyelam
memenuhi lingkaran
...
hati yang bercucuran
merah hitam harapan jadi terbuang
ingin selalu dekat denganmu
semua tentangmu selalu jadi rindu
walau kasihku cuma sederhana

Satu hati untuk satu jiwa
itulah harapanku, kamu...
tanpa kemunafikan
tanpa air mata
engkau ku tunggu
tetap ku tunggu
do'aku untukmu

Sabtu, 20 Oktober 2012

Terbayang matamu
terbayang jelas senyummu
senyum salam jumpa bergandengan
matahari coba menyusup dari balik awan
sedang bumi yang basah sisa hujan fajar
tapi mendung terlalu tebal dihati
bayangan hari paksakan bersandar
walau burung-burung berkicau
tetap saja dalam sangkar
walau monyet-monyet berteriak
...
tetap saja dalam kandang
walau besar tubuh gajah berapa kali berputar
tetaplah dilingkar pagar
lalu harus bagaimanakah aku untuk membuka hatimu
yang terlanjur masuk dalam lingkaran

terbayang candamu
terbayang jelas tawamu
daun yang berguguran dihembus angin
pohon-pohon coba berbunga dimusim berganti
apa yang tersembunyi
matamu seperti menahan air mata
walau kau simpan di usap sapu tangan
hati berkeliaran tak tentu arah
walau raga tergenggam rapat
ku tahan ku sabar ikuti langit yang kelabu
tenangkanlah batin nurani
damaikan hati seperti putihnya melati

terbayang wajahmu
kerudung merah jambu
sampai salam senyum akhir berlalu
rindu masih mengalir dijiwa yang hening

Jumat, 19 Oktober 2012

Ini perasaanku isi hatiku
sampai saat ku jaga kau tak ada
bersikeras ku coba mengingkari
tapi batin seperti adanya
keadaan terlalu rapuh
risau raga tak mampu berlabuh
kesejatian tak pernah terungkap
di abaikan dengan cacat
kejujuranku darihatiku merindu
sampai ku lihat ada kau hilang
...
tak pernah seperti ini
hangatku sandarkan harapku
ilusiku terbangkan mimpiku
sepiku jatuhkan rinduku
sampai mana ku dimanakah kau ada
ku sadari akar rumput tak mampu menjangkau bunga
ku harap saja kau dengar ini
sedikit pahami ini
betapa besar hadirmu harap jiwaku
betapa kuat hati kecil kemungkinan pasti
sampai kapan ku tahu adamu
putih cahaya kilau masih jelas
masih sangat terasa sepi yang meratap
mendewasakan rasa langit yang tenang
sampai ada ku melihat mu tetap berdiri
sampai saat ku jaga cinta mu
sampai ku lihat dimana kau ada
aku ada kau yang lahir dari hati

Rabu, 17 Oktober 2012

tenangkan suasana
tenangkan jiwa yang lelah
sampai ke puncak kedamaian
Tuhan tolonglah

dari mata terkait di awan
ke hati mengalir di telaga
takut dalam wajah yang terpapar

tenangkanlah hati
tenanangkahlah segala
Tuhan tolonglah


Sampai kapan seperti ini? Aku hanya ingin hidup sewajarnya, biar tanpa cinta tak mengapa asal tenang hati ini. Aku juga ingin bahagia seperti mereka. Tak adakah setitik saja untukku? Sudah ku berusaha bersyukur dengan yang ada, berusaha ikhlas dengan yang ku terima juga bersabar dengan keadaan, tetap saja perasaan tak tenang gelisah. Berbagai jalan ku tempuh demi ketenangan, suasana yang damai dimanapun atau apapun itu.
Tolonglah...
Koran lama pembunngkus nasi
waktu siang jelang selesai waktu merebah

buaya dan cicak beradu berat
saling menjerit walau terlihat menjelimet
saling menyepit walau semakin rumit
semua menatap gelagat wajah mereka
ada yang tertawa terbahak-bahak
merekalah benalu
ada pula yang tertunduk lesu
...
merekalah para penggiat

koran lama robek
seperti hati mereka yang mereka robek sendiri
tak ingat ditanah mana mereka berdiri
tak rasakah mereka nurani yang bersaksi

koran lama putus
putuskan harapan
putuskan hak-hak yang seharusnya
disambung tawa mereka yang bercinta di atas coretan wajah bangsa

celaka...

Selasa, 16 Oktober 2012

Entah mengapa angin sore ini berhembus kencang
debu-debu berterbangan menampas siapa saja dilewatinya
jalan padat kendaraan yang macet dipersimpangan
langit-langit membiru lebam kehitam-hitaman
sedang matahari telah tenggelam
lampu-lampu mulai dinyalakan
selepas Magrib makin kecang saja
daun-daun kering berjatuhan
yang selalu jadi perhatian
merah putih tak pernah turun dari tiang dihalaman
walau usang robek ujung-ujungnya
biar panas hujan tiap waktu datang
Aku ingin jumpa denganmu, dimana rindu selalu bersemi. Aku ingin melihat senyummu, ketulusan yang sampai dihati.

Duduk dimana sambil meraih rokok disamping kopi. Malam membawa kegalauan tak terdengar suara serangga. Denting gitar menggesek nurani untuk merenung.

Kemarin seorang kakek terbakar dadanya didalam kantong sampah. Semalam anak kecil terluka kakinya terkait besi pengait sampah. Sampai ...
kapan ibu dan anaknya menjaring sampah-sampah? Panas membara membakar kepala. Kerikil tajam melukai yang kalah. Mimpi dan harapan gelap didalam kantong sampah. Jangan datangkan pagi biarlah mereka bersetubuh dengan mimpi yang tak terbatas. Kenyataan menghantam, melukai mengubur harapan mereka. Wajah lebam lelah melewati hari.

Aku ingin melihat cahaya bulan bintang, ketika awan hitam menutupi. Aku ingin menemui kesedihan, ketika ku pulang kerumah.

Senin, 15 Oktober 2012

Masih tegarkah jiwa
bersembunyi dari hangat matahari
ditepi wajah langit
menyeret angin berarus
menjauhkan pandangan
tercekam pahitnya
di antara awan-awan yang berpencar
adakah keteduhan yang damai


...

 
Aku harus kemana, ku tak tahu
siang yang berjalan berakhir di ujung senja
namun senja tak bermega
sampai malam menelannya
malam yang gelap disambangi hujan
sampai badai berulang menghatam
memaksa meniduri air mata

Sabtu, 13 Oktober 2012

Malam ini indah
ketika kita bercengkrama berdua
seirama dalam suasana sendu

ku bernyanyi
sontak kau bermelodi
lantang suaraku berteriak
petikan nada semakin rancak
laguku meliuk pelan
merdu alunan gitar
...

malam masih panjang
masih juga tak jemu
sampai talimu putus
jadikan nada tak sempurna

Ingin ku tulis puisi tentangmu
seperti dongeng tidur di samping wajahmu
menuliskan semua air mata bahagia
menapaki rindu di puncak bumi
menyelami dalamnya dasar hati
sampai batas kata-kataku

Jumat, 12 Oktober 2012

Angin malam melayang-layang
Menarik nafas dalam-dalam
Angin malam
Memecah sunyi malam
Berjalan menyingkir
Angin malam diam
Menangisi dirinya
Menertawakan nasibnya
Angin malam di penjara
Batinnya tertutup
...
Di balik bilik baja
Angin malam berlindung
Tak bisa bernyanyi
Di cari-cari jati diri
Angin malam merambat
Pelan-pelan
Di dada membelai bayang-bayang
Di timang-timang
Dari mata angin malam
Harapkan kedamaian
Hujan tak berlanjut
adakah wajah resah
nerenungkan nasibnya
suka dukanya
jerit tangisnya
gelak lantang tawanya
...
di rumah di jalan di mana saja

hujan kemarin
adakah yang tertinggal
ingatan tentang kilat atau gemuruh
mencambuk pijakan
membuyarkah mimpi dan harapan
atau sekedar menyeru nama Tuhan

sisa hujan
masih adakah ratapan embun didaun-daun
waktu langit kelam bernaung
masih adakah genangan yang mengalun
waktu langkah melewati keruh airnya
masihkah mengalir gemericik suara
ketika hujan berhenti

tak ada kabar tentang hujan kemarin
sebongkah hati yang membeku
pedih pedih dalamnya
air yang terbakar
tak berdaya duka memuara
kapan hujan turun lagi
damaikanlah hati

Sampai dimana kita
hidup kita
cinta kita
atau kebodohan kita
tak pernah pikir kita
dari mana awal kita
kenapa mengapa kita
sampai akhirnya kita
kita siapa
siapa yang ciptakan kita
...
siapa yang hidupkan kita
siapa yang didik kita
sampainya kita bahagia
bahagiakah kita
mimpi-mimpi kita
harapan kita
do'a-do'a kita
kita banyak tak baik
tak banyak yang sebaik kita
marahkah kita
cemburukah kita
atau menyesalkah kita nantinya
tangis bahagia kita tak abadi
apa kita buat

Kamis, 11 Oktober 2012

Selalu ku nyanyikan lagu cinta
untukmu yang berduka
untukmu pengobat lara
ketika mata bergetar
suara amblas terasa hambar
dari kedua pundak
masa lalu semakin tak tahu
di keindahan pemandangan
membuat diri terharu
hitamnya air mata kau usap
...
suara yang keluar dari sela kesibukan
dari mulut para pujanga
dari ungkapan hati yang ada
agar kau dengar
agar kau rasakan
agar tak nyeri
agar meringankan beban
irama teduh di hati memujamu
semoga damai untukmu

Rabu, 10 Oktober 2012

Aku dengar nyanyianmu
Gelak tawa yang bercanda
Yang biasa saja apa adanya
Suara teriak kemarahan
Jerit duka tangis air mata
Kuasa meja negara
Dari hati, otak juga dengkul penguasa
Sampai tangisan demokrasi
Tentang alam dan Tuhan
Tentang sahabat, cinta dan keluarga
...
Tentang segala persoalan
Yang terkenang

Aku dengar suara nyayianmu
Menyulut gelora motivasiku
Mengikuti gemuruh teriakanmu
Memanggil nurani
Meniti air mataku
Di petik gitarmu

Aku selalu dengar lagumu
Walau belum lengkap semua
Dari yang dulu hingga sekarang
Lagu suka tertawa
Lagu sedih menangis
Mungkin ada yang benci tapi ku suka ku cinta
Aku tetap dengar nyanyianmu
Suwon, kau inspirasiku

Selasa, 09 Oktober 2012

Awan putih
langit gelap gelap malam
turun hujan berjatuhan
turun melati berguguran
angin melayang tak terlihat
daun melambai gentayangan
rantingnya bungkuk menyangga duka
menari di tiap alunan waktu

Awan putih
...
langit biru mendung panas mentari
pohonmu hidup di pekarangan
di taman tak berpagar
mekar mahkota merah muda
merekah di tiap hari
menyapa rumput liar yang memandang
penuh pesona

Awan hitam
langit biru lepas awan putih
melati di awan
di langit gelap siang
di terik matahari
dahan di pekarangan buat berpagar
bunga-bunga di jaga
rasakan segala penderitaan
hangatkan melati
di hati
dimana tempat segala kedamaian
langit putih siang hujan
malam hujan lagi

Minggu, 07 Oktober 2012

ku bernyanyi di malam hari
sehabis hujan dengan gitar yang mati
dengan mencoba senang
mengutarakan onak yang kalut
sebab jiwa terus saja merintih
hati tetap saja tersiksa
terus bernyanyi apa saja yang bisa
berteriak-teriak sampai lapar ku tak peduli
ku tak peduli nada sumbang hinggap
asap tembakau masihlah nikmat
...
coba cari-cari dengan cermat
ku tak peduli suaraku hancur
kopi hitam masih saja muram
pelan-pelan laguku padam

Sabtu, 06 Oktober 2012

Merambat pelan memecah malam
nafas dalam panjang
jiwa bimbang
rokok tinggal pegangan hilang
terselip rokok sebatang
ampas kopi yang terbuang
berikanlah kedamaian

Minggu, 30 September 2012

mulai muak dengan ini
aksara beradu dengan nestapa
kebingungan berkalang kabut
sayu lesu...
emosi jadi luapan eksistensi
tak ada yang bestari
...
esensi tak lagi harmoni
peluh pondasi tak kuat menyangga keseimbangan
sekelumit harapan nyiur menjuntai
timang-menimang rasa
meresah dalam kesah
hati jadi rusuh
tak ada jembar dalam keluasan
ketika cinta sepenuh hati
di resap hanyut di hayati
mending ngopi
matamu merah lebam membiru
wajahmu tertunduk lesu
kau bukan aku sekarang
aku merasa bukan kau yang dulu
yang ku temui waktu itu
sedikit ragu seperti tak pasti
tak berkarisma hilang semangatmu
rasa seperti mati
hilang renyah aroma tawamu
lihat wajahmu pucat pasi
...
diam saja seperti batu
terlihat bosan kau bernyanyi
sedang aku tak tahu isi otakmu
ku telanjangi isi hatimu
kau tampar aku dengan belati
kau gilas rasa ingin tahuku
dan berlalu pergi
hati dan pikiran tak lagi sejalan
ragu takut akan kenyataan
kau tetap aku dulu janganlah sekarang
jadi aku adalah kau yang dulu dan seterusnya
selamat pagi kawan
kabar darimu di dalam botol minuman
rindumu pelan tertuang
dukamu mengeruh dalam cawan
air matamu mulai memabukkan
sebungkus rokok kau suguhkan
pada mimpi yang terbuang
diam-diam dada kau raba
setengah mabuk dengan memaksa
pelan-pelan akhiri duka
...
sampai tuak tak lagi tersisa
sampai bara rokok mati
sampai hilang kesadaran diri
sampai tak terasa suara ayam bangunkan mentari
tak sadar diri di lingkar mimpi
semua terasa mati
jangan ada kemunafikan hati nurani
coba kau pahami biar di maki
menutup mata mengunci telinga
persetan dengan janji
semua tak abadi

Sabtu, 29 September 2012

suaraku serak menjerit
bernyanyi lagu tentang hidupku
tentang jalan cintaku
jari-jariku membiru
memetik tali senar gitarku
memainkan melodi
walau tak semahir kamu
kamu yang mengatur ritme kesadaranku
kamu yang ciptakan lagu tentang aku
sampai hari berganti
...
sampai malam bosan menyatukan nada
sampai angin malam terbangkan mimpi
masih ku bernyanyi dalam hati
dalam kenangan
di pelataran langit
dengan rindu jadi alas permadani
aku terus bernyanyi tanpa jiwamu
tanpa kau dengar tangisanku
namun selalu dengan cinta kepadamu
suara hatiku tak mau ragu
terus bernyanyi
nurani jadi pengisi melodi

Jumat, 28 September 2012

apa kabar senja
langit sore menggiring matahari
di arak mega
di lambai angin
adakah rindumu untukku
atau sudah punahkah cintamu
bahagialah engkau disana
tak perlu ada sesal
tak harus lagi ada prahara
tenanglah kau di lembah asmara
...
bersama kekasihmu menikmati purnama
jalan bergandengan tapi jangan lupa makan
ku tahu kau pasti lapar

ku hanya dapat bayangkan senyummu
tak ku hiraukan apa yang terjadi
rasah berdo'a untukmu
semoga kekasihmu lekas mati
agar ku lihat air matamu
seperti itulah air mata hatiku di setiap waktu
tak pernah terbayangkan
awal akhirnya
menjadi legenda pribadi
dalam tabir diri sendiri
rupanya telah berlalu
rindu tak pernah padu
membuai impian kian dalam
suratan berserakan di tiup angin
tak lagi ada keyakinan
...
seringnya sendiri
mekarkan kilau kekurangan
menunggu gerimis
lepas tak kesempurnaan
segar damaikan cinta sempurna
sesejuk embun pagi

tak ada bayangan
meresapi menikmati meratapi
menjadi legenda pada kesetiaan
sampainya dayung susah payah menepi
sampai terlalu sia-sia tak bergeming
sampai angin malam senang jadi mainan
sampai do'a jadi renungan

ku cinta dia
ku sayang dia
permata seanggun bidadari
ku tak harap pertemuan
ku tak mau dia tak mau
dia mengharap di harap-harap
ku tunggu jadi tak perlu
dia menunggu inginnya mau
akhirnya lepas dari pangkuan
ku tinggalkan
tinggalah berharap kembali pada Tuhan

Rabu, 26 September 2012

rokok di tangan
ciptakan segumpal bayang
kopi di gelas
tiupkan candu pada wajah yang resah
seberapa banyak yang datang dan berlalu
hanya mimpiku yang tak merasa jemu

langit agaknya murung
rasa enggan turunkan hujan
sebentar turun sebentar berhenti
...
terasa berat beban memuara
di hati tak pernah pasti
sabar menunggukah jawabnya
sedang waktu tak memberi kesempatan
lemparkan rasa ingin tahu

bulan hilang dimana
aku harapkan tak datang
aku jadi cemburu

angin berhembus
sepi datang mengajak bercinta
memburu mengaliri nafas
mengacak-acak kepala
memeluk mengelus dada
mencium membelai dengan gelisah
menggigit dengan amarah
menjilat menghisap di telan duka bahagia
telah lama menghantam bertubi-tubi
merintih di tumpukan nyeri
tak kuat muntahlah air mata di hati
teras nikmat ku rasa malam ini
jiwa terkulai lemas
sampai pagi tak peduli
mungkin masih teramat kurang
esok tumpahkan lagi tenggelamkan mimpi
Itu temanmu
temanmu di kala sepi
mendekapmu
menyelimuti kau yang diam
pada waktu lenanya membiru

itulah mimpimu
mimpi melihat bintang
mengharap sinarnya di hati
sedang kau paksa hujan
...
sampainya badai mengoyak jiwamu

itu deritamu
menangis dalam batin
getarkan hatimu
justru hanya bayang kau rengkuh
bulan tak punya mulut
angin hanya merayap didaun telingamu
tak ada tautan tentang cintamu

itu sesalmu
ketika semua menghilang
tinggal keluh kesah kau sampirkan
sampai senja munculkan purnama
sampai hujan terbitkan pelangi

itu harapanmu
pada do'a malam-malamu
kau sampaikan penuh haru pada Tuhanmu
menunggu waktu menjawab asamu
sampai kau tak tahu
mengapa kau rindu
lihat mataku
aku bayangmu

Senin, 24 September 2012

Jika terpaksa
maaf ku jilat hingga setetes di kepala
jika terpaksa
ku telan bulat-bulat ke kerongkngan
lalu merebah seperti layang-layang
seperti melihat surga di awang-awang
...
terus terbang melintas batas
terus terbang melebihi kenyataan
gundukan batu seperti awan
air mata seperti pelangi
ku larikan gambar-gambar kenyataan
di kawal setan yang menjelma bidadari
pelan menarik jiwaku
di basuh lukaku dengan lembut
dengan jutaan warna
hingga aku lupa
lunglai setengah tiang
tersungkur dengan nyala api rokok di tangan
hingga esok bias mentari mengguyur
bangunkan aku dari mimpi
dan sakit lagi

Sabtu, 15 September 2012

ketika rasa sesal mengganggu
hanyalah bisa mengelus dada
seirama retaknya cerminan hati yang keruh
malam hari datanglah kembali
diam memangku angan
terasa renyah ampas kopi
terhisap dalam dalam tembakau berasap
walau hati terasa tersisih
lelahku rasa menggila
berderap rasa kecewa
...
ketika rasa sia-sia meraih langit yang biru
gelombang membuyarkan langit mendung
tak ada nada berbicara warna cintanya
malam gelap diam
tak ada makna terurai
ingin rasanya menerjang saja
berlari dan pergi
ingin rasanya melupakan semua
tinggalkan ini dengan yang anyar
menikmati semua tanpa tanya
sampai dapatkan sesuatu yang di mau
walau setetes biarlah berarti

Jumat, 14 September 2012

malam kembali tiba
aku datang dengan harapan
irama menjuntai merdu
nampak ramai riuh bertalu

apa kabar wajah duka
aku tak lupa kala kita bercinta
terasa angin bergelombang
tapi samudra diam tak bergeming
telah lama kau menemani
...
aku tak pikir kapan berakhir
sebab kau bagianku
biru hitam temaram masa lalu
aku ingat itu

malam teruslah mengalir
tak perlu canggung dalam bergerak
nyanyianmu di telaga sunyi
ini mimpi tak ada yang abadi

Rabu, 12 September 2012

sampai kapan ku berada disini
hampa panas gelisah tak tenang
dimana angin
kenapa tak datang hari ini
dimana angin
kenapa tak beri kabar
dimana angin
aku bertanya kepada siapa ada angin
angin di atas gunung
aku karam di dalam laut
...

di luar jendela ada mereka
mereka tak tahu aku siapa mereka
teman mereka
dimana temanku
saudara mereka
dimana saudaraku
keluarga mereka
keluagaku jauh dimana
kekasih mereka
dimana aku tak punya mereka punya
aku punya apa... kelam mimpi indah
dimana yang ku punya
dendam amarah di hati ada air mata

angin ada dimana
haruskah ku pergi mencari kepada mereka
angin ada dimana
yang ada air mata sebagai tumpuan hati
aku diam dimana
tak ku dengar kabar angin dari mereka
ini malam sepi
siapa punya malam ini
tak sama malam dihatiku di hati kamu-kamu
ada malam redup
ada malam keluh kesah
gelapnya malam-malam
jenuh malam tak berlalu
jika malam terus bermalam
malam tak hadirkan siang
jika siang ku buru malam
...
ada malamnya malam
gelap malam sampai malam
ada cahaya malam
bintang malam bulan tak datang
di ganti angin malam
di sambut kupu-kupu malam
di dalam gerbong kereta malam
kuda liar membelah malam
ke titik puncak malam
sampai masih malam
hingga tak mau pulang malamku bersama malam
ini malam belum selesai
malam ini aku lelah nian

Selasa, 11 September 2012

Jangan hanya diam
telanjangilah aku
agar kau tahu isi hatiku
jilati awan hitam putih
hisap habis hujan yang jatuh dari pelangi
tak kuat lagi amarahku
sungguh aku cinta kau
tak ada lagi gairah jiwa ini
sejari tangan saja enggan menyentuh
tapi bayang-bayang slalu memanggil-manggil
serasa di tampar jika dekat
ketika jauh di tikam dalam
memang tak pernah di kenalkan
hingga akhirnya memang tak pernah di kenal
bersikap selembut kapas mudah terbakar
tak ada sisa arang
bersih ringankan beban
...
seperti lagu cinta yang bercinta
bersyukur dalam bertutur
tak semudah memainkan catur
tak banyak teori
hanya pemahaman dari hati diri sendiri

rasanya ingin tidur saja
sebelum datang rasa lapar
tapi harus minum untuk mengusir rasa lapar

Minggu, 09 September 2012

Kemana ku berjalan
dimana ku berada
kesedihan seolah telah terpatri dalam hati
selalu saja ia mengikuti bayang matahari
juga mata bintang-bintang malam
tak ada tempat
tak pernah sempat mengelak
apa lagi bersembunyi
diamlah di sumber air mata

...
Tuhan mengapa ku habis kata-kata
mengapa hujan dari langit
ketika matahari kembali dari awan
mengapa mendung di balik purnama
ketika bintang selalu memandang

Tuhan Maha Tahu Engkau
hati ini tak pernah dusta
cinta ini Kehendak-Mu abadi
biarlah tak tertaut
redamlah duka hati melara

Sabtu, 08 September 2012

Masih tak bisa berhenti rindu
tiap kali ku lihat gambarmu
tiap itu juga ku menyebut namamu
andainya ku mampu
ingin aku bersamamu
ku tak mampu
memaksakan hasrat bersamamu
membuatku bermimpi tentangmu

andainya kau menjawab cintaku
...
ku sampaikan ini pada orang tuaku
ini bukan pacarku
ini calon mantumu

duka ini membosankan
keluh kesah tak jua pergi
rindu tak sama langit biru
cintaku biasa tak ada lebihnya
Iki opo
rasane koyok di jeduke tembok
di untang-anting ora genah parake
kroso di gecek
terus di uleg
koyok sambel trasi
mbulat-mbulat banyu umup
mongah-mongah mowone sate
ora karuan wernane
ning ora weruh bentuke

Jumat, 07 September 2012

Dalam hati slalu menangis jika ingat dirinya
sulit ku hilangkan bayang wajahnya
seluruh sukmaku lara
namun ia tak pernah merasa
ingin ku matikan cinta
melupakan bayangnya betapa susahnya
gelora samudra tak pernah reda
kejamnya badai menerpa
mendamba bunga terlanjur dipetik orang
namun akhirnya di sia-siakan
...
rasa tak rela ku melihatnya
tapi ku sadar siapa aku ini
tak ingin sakit hati lagi apa lagi menyakiti
andai memang tak cinta
biar kering mendamba
ku harap melupakan cinta kepadanya
walau ku tak bisa berhenti memikirkan dia

Kamis, 06 September 2012

Masih teringat waktu itu
senyum yang mendayu-dayu menyambutku
pandangan sisa hujan dibias mentari senja
pesona wajahnya bayi bergizi ditete sang ibu
ada kamu waktu itu
menuju rumah Tuhan memburu waktu
menempatkan diri
bersamamu waktu itu
ku takuti bayangan diri sendiri
di dekatmu berdiri
...
mengintai senyum sabit di awal bulan Syawal
tak berdayanya aku dalam tatapmu
separuh jalan kita bertemu
kau lempar cahaya kelangit
menutupi kedukaanmu yang penuh sembab
janganlah ada kesedihan di dirimu
karena itu membuat ku menangis
senyum semangat tertawalah kamu
karena itu membuatku bahagia
malam kian berlalu
hadirmu membawa damai
namun kau harus pulang pada ibumu
tak lepas mengikuti punggungmu yang berlalu
senang berjumpa kamu
sedih berpisah denganmu
semoga kan bersua kembali

Aku ingat itu, kamu...

Masih ku ingat senyummu menjabat padaku awal kita jumpa. Tatap mata itu, seperti itukah tatap bidadari kepada lawan jenisnya? Raut wajah itu, sama halnya seperti wajah bayi gemuk dengan gizi yang cukup.
Masih ku ingat itu, kau lipat mukena dan meninggalkan masjid dengan tertunduk. Yang jadi pertanyaan, ada apakah dengan jiwa dan hatimu? Ku tak jadikan soal, pastinya aku bahagia denganmu.
Masih ku ...
ingat itu, lajumotormu tak sungkan membelah malam. Takut akumenawarkan sesuatu kepadamu, tolakmu tak perlu.
Masih ku ingat itu, ku takuti bayanganku sendiri di dekatmu berdiri. Burung hantu mengintip di separuh jalan kita bertemu, di tengah lapang kota di waktu pengamen menghampiri.
Masih ku ingat itu, yang ku takuti terjadi. Setelah kau lempar cayaha kelangit, cepatnya waktu bertemu kau pamit pulang ke pangkuan ibumu. Sedih menjabat tanganmu, bahagia melihat senyummu. Tak pernah ku lupa itu...

Selasa, 04 September 2012

Kemana pun bawalah aku
meski menelan jalan-jalan kota Jakarta
bawalah aku ikut serta hatimu
biar ada korban untuk cinta

lihat mataku, sambut salam untukmu
bacalah hatiku, kabar cita kasihmu

ajaklah aku menikmati hujan
padahal musim kekeringan
...
anggap ini gila
ajaklah aku dalam bercinta
biar saja kau tak cinta
bersamamu aku bahagia

tersenyumlah
untukmu mahkota mawar putih dariku
dosa dan cintaku rindu kepadamu


Senin, 03 September 2012

Dasare wayah bengi
mbok menowo isih biso nyawang mbulan
nalika sumilire angin nggawa kidunge sepi
mbok menowo impenku ketemu
paring bungah saksela-selaing dada
dadosipun sajak kebak sak jroning jembare segoro
nembang sekar lukitaning raga

nanging bulane ndlesep ning mburi mendung
awang-awange peteng ndendet
...
pewayang ilang watesing penyawang
pedhut kebak ngaling-ngalingi netro
dadose mung luh lan getih tekaning lamur
ngegambar katresnan kang ngrerintih
nyesek ning dada
nylesep ning ati
pengangen mokal dadi nyata

Sabtu, 01 September 2012

Dalam aku bimbang
tiada dapat ku membeda
tiada dapat ku memilih
mana harus ku putuskan
pada yang membahagiakan bahagiamu
seakan pijakan tak lagi sudi
cinta tak ada kesempatan berkata
rasa tak percaya dengan putusan hatimu

dalam hati hanyut
...
gelisah di rundung bimbang
aku pasrah pada kerinduan
betapa sesal sari layu di tangan
reda khayalan cinta bersenandung
betapa sakit sesak di dada
mohon ampun untuk cinta-Nya

dalam aku termenung
pesonamu sampai ke sukma
menggugah jiwa hidup bersamamu
tak dapat ku lupakan
walau jauh tetap terkenang
rasa merana dalam asmara
mengerti dosa mencintaimu
maafkanlah jiwa yang tersiksa

dalam aku derita
cinta membuat terlena
lembut debur ombak samudra
sadarkanlah
ku tak mampu
tiada daya ku curahkan ketulusan
cinta hanya angan yang bersemayam
sebelum ikhlasmu...
ku pendam ini dalam hati

masih dalam terluka air mata
getar gejolak tak pernah damai
tak tentu purnama terkenang
kering lidahku sebut namamu
hapuskanlah lukanya hatiku

Ini yang terakhir

Minggu, 15 Juli 2012

redup senja sudah berlalu
rindu padamu melekat di benakku
ya sudahlah ku lakukan seadanya
sabar sebisanya dengan perasaan
ku harap keikhlasan
agar tak sia-sia mimpi sekilas

Kamis, 12 Juli 2012

Cahaya bulan hilang separuh
terlihat lusuh terselip awan berarak
yang basah embun di rumput malam
membeku hati di musim kemarau
berserakan jiwa liar
... manis senyum anak perawan hilang
ada yang tak baik
ada janji surga
neraka di meja judi
ada cinta di hati
cemburu rentan menatap wajah sesama

bidadari memeluk buas gelisah
di tawar tak peduli
air mata tak tahu harus bagaimana

senyum yang manis janganlah menangis

Rabu, 11 Juli 2012

Kekasih jauh dari harapan
dengan luka dalam jiwa tangan ku menggapai-gapai
derita kesepian membuat nyeri menjadi-jadi

amuk sajak tak henti
... ingin menemu akhir dan mula kata-kata
berulang ku eja
berulang dalam do'a
tapi tak sampai pada hakikatnya

tumpas diri mabuk kepayang

Selasa, 03 Juli 2012

Keluh kesahmu tak henti jadi teman
tak bosan-bosan kesetiaan badai menampar
karang karam menahan

Patah tenggelam sekalipun masih ada senyum
ku tahan melawan
ku urai dalam dada
lihat mataku
di sela jalan jelas awan berarak

... Apa di dalam hatimu
mendung yang selalu datang
pilihanmu buta mentari tak membagi

Ku dapatkan pesona mega
hitam nyatakan yang terjadi
tak perlu itu di harapkan
iblis pun enggan

Simak indahmu luruh memperingati
semua yang indah mentah di lidahnya
jemu matanya di baris kata-katamu
di dakwa bengis berai ulang kembali

Ku reguk habis malam sampai surya di kepala
dalam tenggelam terkenang-kenang
ombak bergelombang memanggil-manggil
pandanganku hanyut di telan waktu

Rindumu sama tak peduli
tak berguna puisimu
cinta di buang
mawar dari taman seribu bungamu layu
amblas setitik embun menelan matahari

Batas ambisiku sekedarnya
suci embun jatuh memuara
membayang cahaya matahari
bunga ku sulam di jantung
mencari terang pada ruang ku ingin datang
cinta Tuhan Mulia tumbuhkan warna jiwa

Senin, 25 Juni 2012

Ku mengerti kamu cantik
ku tak tahu harap untuk ku miliki

ini sujudku di hadapmu
di goda rindu tatap wajahmu
berilah senyummu
berilah agar tenang diri ini
ini sujudku tak tenang gelisah
lihatlah dadaku
demikian luka bersama dengan kesah dan gundah
lihatlah mataku
tak habis waktu dengan ratap mengharap tatap
air mata sampaikanlah memuara di samuderamu
ini sujudku dengan rindu yang porak poranda
hati mawar dari taman seribu bunga
demikian remuk redam rindu padamu
inilah sujudku memohon cintamu

Jumat, 15 Juni 2012

Melihat senyummu menyiksa
lelah menyempitkan ruang berkata
lihat apa yang tersisa
hilang teman tak bersisa
upah jerit memaksa
terlintas inginkan hampa
lepas deras alirkan luka derita
kelam puisiku penuh kecewa
tangisi senyummu mataku berkaca
ocehan dan sanjungan lumatkan cerita
sepi gundah lantangkan cinta
hujam hatiku saat terjaga

Selasa, 12 Juni 2012

Salam Puisiku

menunggu esok hari
suramnya wajah hati
tanpa bulan atau suria
seumpama engkau yang tiada
sampai fajar bercahaya berubah senja
ku do'akan kepada Yang Maha Kuasa
esok hari tiada lagi suramnya hati
dari cinta yang terluka namun rindu
walau tercampak biar ku abadi
sambutlah salamku biar kau jauh
terimalah puisiku andaiku tiada

Minggu, 10 Juni 2012

Mungkin semuanya telah kembali ke asal mula duka
mengalir kedalam arus mimpi rindu
seperti di hempas gelombang samudera
begitulah hidup harus di jalani
dengan tanya tak terjawab
tak berjawab dalam benak segala tanya
lelah melangkah ke ujung cakrawala
melangkah ke ujung sepi sendiri
merindu rindu...
getar gemetar dalam diri sendiri
... demikian ritmis perputaran
hujan berhembus angin
diam fatamorgana diujung harap
demikian sunyi menyudut takut
hingga jam berganti detik berhenti
sunyi kan merungkupku dalam mimpiku sendiri

Rabu, 06 Juni 2012

Aku pun mabuk rindu, selarik rindu melesat dari jemariku ketika ku tuliskan di sedinding cahaya cahaya mencahaya berpendar mencahaya cahaya. Aku pun mabuk rindu, seteguk demi seteguk ku tenggak perlahan cahaya. Aku mabuk cahaya igauku cahaya mimpiku cahaya cintaku cahaya. Aku bergelayut di tali semoga tak goyah melemah tangan kukuh memegang cinta. Aku bergelayut di tali semoga tak terpelanting terbanting dilubang nganga. Aku bergelayut di tali memanjat tebing tinggi menuju rindu kasih mencahaya. Belailah aku dengan rindu cahaya-cahaya mencahaya menyilaukan menutup mataku.

Sabtu, 26 Mei 2012

Mimpi-mimpi buruk tak henti
air mata menetes di rerumputan
bagai hujan deras menjatuhi tubuhku
air mata yang tarianku tak juga usai
di tari-tai pemujian
... di rindu-rindu kekasih
yang di rindu di rindu waktu demi waktu
di cari di alir-alir darah detak nadi denyut jantung
tak ku jumpa engkau
yang di rindu
gemetar bibir melafadzkan nama
dimana engkau

Selasa, 22 Mei 2012

Wajah-wajah tak berupa menjadi lukisan abstrak
di pasir-pasir pantai hanyut oleh arus gelombang...
Keperihan yang meraja
memagut aksara demikian liar dan nanar
menyimpan rindu berdebu di buku-buku
... yang tak di tuliskan penanggalan
di mana bermula riwayat...
Di padang-padang pemburuan
di rumah-rumah sakit jiwa
di jalan-jalan berlubang
di lubang-lubang pemakaman masal
jiwa yang berteriak-teriak tak henti
di lecut-lecut api yang mencambuk-cambuk...
Harapan timbul tenggelam dalam
jauh-jauh cahaya terpandang
lebur rindu lenyap di tatap mata...

Senin, 21 Mei 2012

Lelah menantang badai
angin menampar pipi
tapi mimpi tak cukup memberi
tapi janji tak cukup menepati

... di mana ujung segala cerita
riwayat para petualang

gemetar rindu menerangi peristiwa
tumpah ruah segala gundah

engkau yang selalu terjaga
ada yang tersendu saat waktu telah menutup
serupa ingatan musim berguguran
beringsut mendekat perlahan

duh... rindu tak sampai lintasan

Sabtu, 19 Mei 2012

Ada lagi jeram yang harus di arungi
ada lagi gelombang yang harus di hadapi
perahu kecil di tengah badai
terombang ambing jeram curam gelombang bandang
akankah jarak akan membawa kepadamu?
...
Pelupuk mata di cium angin
ketika manusia bermimpi kenangan juga kesunyian
menjadi lorong-lorong cahaya di ujung harap
tak tergapai tak usai tangis
kehendak siapa
atau takdir Tuhan

Selasa, 15 Mei 2012

Kekasih dunia memabukanku dengan gemerlap
tapi rasa sakit juga bersarang di sini
gumam do'a diam-diam terlontar
tak tahu dari urat di leherku
semakin lamat di kejahuhan
begitu sayup suara di gigil angin malam
namamu di terbangkang dari pucuk menara
Kian samar demikian sayup cinta memanggil
gemetarkan penuh rindu dalam sunyi sendiri
demikian indah cahaya menyergap kelam
di atas angan menerpa-nerpa

... lelah waktu merutuki nasib sendiri
sesal tak cukup menutup
kesal tak cukup merungkup
segala sunyi adalah mimpi
tajam menikam tak henti

Kamis, 10 Mei 2012

entah mungkin ketiadaan atau segala asal mula persoalan
sebagai ingatan yang kosong
tumpah sebagai tangis pada kesunyian
seperti keheningan hira
ketika Nabi Muhammad menekuri kesejatian hidup
...
ketika kekasih menghembus cintanya kedada
menembus tabir-tabir rahasia wajahnya
tabir cahaya berlapis cahaya
menari dalam lagu rindu yang menghentak-hentak
hingga terbang tak terhingga

jarak dan waktu sebagai liku-liku pendakian
sebagai hakikat makrifat
dengan sayap yang robek dan patah di tengah badai menghempas-hempas ke tebing derita bahagia
sebagai kesunyian yang diterima

Minggu, 06 Mei 2012

adalah Nuh yang menangis dihujan deras mendo'a
meminta ampunan bagi anaknya yang durhaka
adalah Yunus yang lari dari kaumnya
mendo'a didalam perut ikan nun
adalah Ibrahim mendo'a meminta ampunan
... untuk bapak pembuat berhala
adalah aku berdo'a sebagai orang-orang yang telah menzalimi diri sendiri
dari kekalahan diri sendiri
dari goda
dari angan
mimpi yang dikejar sebagai bayang
tiada habis diujung cakrawala

Sabtu, 05 Mei 2012

Ada apa gerangan
dengan waktu yang menyakitkan
di jalan-jalan berdebu
langitmu seperti lebam membiru
seperti ada gerhana bulan
cahayamu tak nampak di mataku

Aku takut bernyanyi
sumbang tak berani menggauli asmara
seperti enggan jika dianggap selingan
... terlenakan hati redupkan purnama nantinya

Terbayang jauh-jauh darimu
untuk apa kesedihan tiada arti
semakin dalam impian dibuai cinta yang lapar
untuk apa di dengar jika tak bermakna
lelah mencumbu menahan luka batin hatimu

Kamis, 03 Mei 2012

Aku menyapamu dalam mimpi yang mengembun
ketika subuh merekah sepi dan nyeri
panas yang bergejolak dibenak juga didada
hingga tiada lagi rahasia
diriku tegak telanjang di hadapmu
...
adakah waktu
adakah ruang
adakah diriku menjengukmu dalam deru
hanya rindu yang sanggup
menahanku padamu
kebisingan ini mungkin melindas segala
tapi tidak padamu

detak jantungku tangis tertahan
tumpahlah tumpahlah...
jarak direntang pembatas adalah khianat
aku menggigil mendapati diri begitu kerdil

hai yang menjadi impian
ku ingin menatapmu selalu
dan selalu...

Rabu, 02 Mei 2012

Dimanakah cahaya matamu
masihkah ada harap dapati manis senyummu

ada khianat membodohi diri sendiri
hendak menipu tatapmu yang menusuk relung hati
...
bawalah aku terbang ke langit
hingga kurasa daging menjerit
bawalah aku ke lorong waktu tak terhingga
hingga tersayat daging melepuh diatas bara

ketika do'a menjelang pagi melucutku
berulang kali ku rasa salah membenci diri sendiri

tahukah kebenaran berada?
hanya senyap...
Sampai kini keinginan tak ada habisnya
kepuasan tak ada ujungnya
pesta telah usai merayakan kekalahan sendiri
helai demi helai terbukalah rahasia

... nafas cahaya yang kau hembuskan ke dada
rentang ruang waktu jua telah lupa
ada rindu menyelinap
bermain dipucuk api

nafas cahaya tinggal jerit sendiri
rasa takut ini datang
siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian
ketika rasa putus asa datang
siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan

Engkaulah tempat bergantung
tunjukanlah jalan
berilah kekuatan
berilah ketabahan

Selasa, 01 Mei 2012

Langit hitam menatapmu
jarak juga waktu membentang berliku
jalan ku tak temukan senyummu
coklat tanah hitam langit merindu tatapmu

... pecundang ini lari
sembunyi dalam dengkur mimpi berlari

engkau yang sedang ku tuju
dalam goda dan rayu
gaduh dalam dada dan kepalaku
menyerukan namamu

Senin, 30 April 2012

ku gapai harapku timbul tenggelam dalam
mengendap cahaya di jauh-jauh pandang
di mana pintu-pintu terbuka

mimpiku demikian lapar
saat terasa akan senja
hanya sepi mematri dalam gelisah

menuju ke daki gunung
menyelam ke lautan
... dengan tanya
dengan cemas
dengan harap
dengan mimpi

sunyi mengamuk membandang kegelisahan
badai menghilangkan suar
hilang arah ke mana dayung kan dikayuhkan

gelombang sunyi menghantam dada
pedih sunyi sendiri merindu wajah kekasih

Jumat, 27 April 2012

Hujan selepas tengah malam mengantarkan mimpi tak kasat mata. Ada dilema pada rentang waktu yang berlutut. Lampu mati bersahaja, jelang harapan do'a kesabaran terkubur di kelopak mata

Selasa, 24 April 2012

Kau tahu kelemahan ku
ku tahu ku mendamba mu
kau tak tahu rasa yang mengendap dihati ku
ku tahu ini takdir ku
yang ku tahu ku masih mencoba
ku tak tahu arti senyummu
kau tahu bukan sempurna ku
ku tahu ini hasrat ku
ku tak tahu membuka pintu hatimu
yang ku tahu bersabar untuk mu
seandainya kau tahu aku

Senin, 23 April 2012

"Jika tidak, tak ingin ku terlalu berharap banyak."

"Semua ada maknanya."

"Terang mengapa dia seperti itu? Santunnya terbungkam, kurang ku mengerti."

"Ramah menyanjung hatinya, perasaan tak cukup untuknya."

"Sekarang kata ini terdampar tanpa matahari. Hitam, bukankah putih menyenangkan?"

"Tunggu datang gelap."

Minggu, 22 April 2012

Tak berpihak memang, entah apa isi hati
kelabu, membuatku hidup didalam ilusi
sedikit yang ingin ku rasa, kiranya kau lakukan itu
ku yang sengaja, tak pernah ku sesali
bukan tak ingin, sadar niat bernyanyi
untuk tetap katakan, sewaktu kerutan waktu berangsur berubah

salahkah ku terus berharap, yang sebenarnya dari hati
hinakah, ku tunggu berharap yang terbaik

tak mudah, sedapat mungkin ciptakan rasa
jauh ingin ku, kau tinggalkan mimpi ku
matikan cinta ku
Bintang tidak diketahui, seperti tamu yang tak diterima.
Untuk menguasai keheningan, maaf ada banyak sisi yang tidak ku pahami.
Setiap cangkir teh seperti madu dari bunga, sakitnya terhapuskan.

Kamis, 19 April 2012

20:33 Wib.

"Masih saja kau gosok batu, sampai kapan kan kau temui akhirnya? Sampai lemah tulang-tulang mu mengepal?"

"Rembulan tak dipangkuan, senja tadi menangis tiba-tiba."

"Hati jadi korban keangkuhan cinta, orang biasa menikmatinya dengan kopi. Cinta biar saja jadi dirinya, tak perlu kau paksa tangan tak sampai."

"Ada pesonanya. Mega selatan memerah, diseberang bukit dibali gelap ada mercusuar sentuh aku buang gelisah ku."

"Punyai serupa dengan pemikiran sering kau ucapkan, jalan yang tak sehaluan. Dengan apa sudah kau lalui?"

"Rindu slalu memaksa mencoba, letih menepi, getir redupnya hati ku."

"Jadikan saja kekasihmu, jika kau harapkan sepenuh hati. Tak perlu ada penyesalan."

"Jauh tersimpan."

Rabu, 18 April 2012

23:02 Wib.

"Kenapa diam saja? Tak perlu ditunggu, seharusnya kamu tahu untuk melepaskan pangkuan tangan mu."

"Hujan tak turun lagi. Pucuk cemara bergoyang, siapa tahu ia bisa meniru geraka hujan."

"Masih terlalu dini untuk menyimpulka. Hanya saja kamu hanya diam dibawah cemara, menjadi angin menurunkan hujan yang kamu sengaja."

"Ranting dan akarnya masih cukup kuat sebagai penopang beban. Jika pun tak mustahil, nantinya permata akan jatuh dari ujung daun menggantikan tetesan hujan yang sebenarnya ku tak ingin."

"Do'akan."

"...

Selasa, 17 April 2012

seperti biasa, gelas bekas yang menghangatkat
sungguh kisah kasihnya tak jadi cantik
pengertiannya menggurui
tak tentu manis senyum mu
dapat ku temui, mencoba untuk mengerti
redamkan ambisi
hinakan kita enggan bernyanyi
lekas campakan kaki tak bersepatu
pangku sepi yang membosankan
tak berarti rindu walau kadang peduli

sederhanakan arti
diantara kita, aku bermimpi kau permata
ku rasa kau bahagia

Senin, 16 April 2012

adakah mengerti, kemana arah dan tujuannya
nama yang terintis, syahdu
isyaratnya terlekuk dari bahasa biasa
satu kesan layang mata mempesona
tiada kasih tersurat dilidah anak manusia

dikatakannya telah dikabarkan
balasnya senyum dibalik meja kerja
terlipat dibawah kursi

itulah rasanya
risau hayati hati, arti indah bagimu
betapa ini tetap dijaga

aneh...
kabarnya usai, akhir ceritanya

Selasa, 10 April 2012

Matahari mengintai dibalik jendela bus kota
yang sesekali hilang dibalik pohon-pohon
sorotnya tajam dibaris-baris warna kelam

Roda jalanan ngebut diperjalanan
mengggilas waktu yang mulai sombong
nyiur angin membuat uapanku ngantuk
dengan bimbang dihati berjalan sendiri

Tabir mulai gelap ketika ku temui yang tak pasti
disimpang jalan diakhir pemberhentian

Sampah dan debu menjadi lagu
bangkai tercium busuk
tentu saja menjadi surganya surga
bagi mereka yang tak tahu

Senin, 09 April 2012

Senja hilang beserta hujan
tak kuat alis memangku punggung
air mata bersandar sebelah lengan
goyangkan keinginan
sekar mu wanita idaman

Jumat, 06 April 2012

Ini hidup...
penderitanya dari tunas hingga berbuah busuk
penikmatnya dari akar hingga bunga-bunga

Ini hidup...
dijalani oleh mereka yang merasakan keraguan
sebab kepastian hanya ada dipasar grosiran
di jalani oleh mereka yang merasakan cinta
ketika cinta tak lagi membawa kedamaian

Ini hidup...
terhampar luas keinginan
tentang semua keindahan
ada goresan rasa
ada hasrat ungkapan hati

Ini hidup ku sendiri
dari kenyataan yang pahit
saat senja diamkan keindahan

Rabu, 04 April 2012

hilang akal apa makna katanya
luas cinta disempitkan
satu daratan dari satu arah dibelah-belah

hiburan jadi masalah berbulu
diangkat dari kata yang berbeda
ketika daun meneteskan cahaya
mengalir sampai diujung jemari
tak ada lagi nurani embun pagi

dansa terlihat dekat
dari mata yang tercongkel
iri, menghujam dihulu hati

takut untuk mencium
yang ditinggalkan sinarnya surga
menonton yang menjadi tanda tanya
yang jawabnya pada cinta mereka

Senin, 02 April 2012

Rino tansah gawe loro
ning kene ati sumelar
tak geget nadi ku
ringkeh mentelung lelakon laras ku

Wengi soyo lingsir tondo nyekti ing ati
nyangking gambang dadi pesangone
dadi tondo moto kang ngelingake

Yen langet mendung tak uladi
ora ono merak'e ati

Sabtu, 31 Maret 2012

Samudera mu begitu luas
dari tepi pantai tak berujung
kura-kura bebas menyelami kedalaman
kepiting enggan jatuh pada lubang yang salah


Samudera mu berombak
menengok ketika air surut
tenggelam kabar ketika pasang
risau camar tanpa kabar

Kamis, 29 Maret 2012

Seharusnya ku tak tanyakan
suburnya bunga dihatimu tertanam
benih siapa, masih tanda tanya
ilalang ku tumbuh percuma
kering dimusim sehari

Pucuk-pucuk mimpi terpendam
seperti terasing
tak indah ragat hatiku

Senin, 26 Maret 2012

jika siang panasnya mentari hanguskan hati
tak ada lelah...
hingga nyaris tiada jumpa keteduhan

bahwa memang aku pengecut
kepadamu wanita idaman

wajah menggelap tergoda rindu
pada bibir bararoma bunga-bunga
memerah mega cakrawala
dari titik lingkar mata yang hitam

jika hujan timbul putus asa
angin membuat bergelombang
karang tenang...
berdo'a biar tetap bersabar — di Tugu Jogja.

Minggu, 25 Maret 2012

Sesungging menengadah kepada mu
tak perlu hiburan pembalasan
simak saja pengajuan tak dianggap

acuh impian palsu

ikuti terani untuk orang tua mu

ini rasa...

ku tahu atau kau tak tahu

Sabtu, 17 Maret 2012

Bayang bertabur gelombang rindu
semakin sulit merayapi hati
angin membisu tentang pertalian

terbayang bayang-bayang hilang
terpisah
melupakan
memeluk pagi..

Senin, 12 Maret 2012

mega hitam menutup hari ini
jelas wajah murung dari kata yang sama
kedengarannya biasa
datang dan pergi melewati jalan yang sama

awan berarak tak tenang
akar sekuatnya mencengkram bumi takut tumbang
bodoh tak mengerti
mengusap hati...
murung disamping gelunggung

cerahnya hari kosong tak terisi
wajah penuh degan lamunan
tembus pandang seperti bersayap
tertelan semua masa lalu
hitam biru ku tetap berdiri

Minggu, 11 Maret 2012

dekat tong sampah dengan nyamuk-nyamuk nakal
lidah serasa dihantam merambat kerongkongan terbakar

dekat bunga trotoar arah jalan menunjuk tak tentu
dipersimpangan terjebak kemacetan

sekaleng minuman memanjakan
serasa terbuai dibuat melayang
terhisap dalam-dalam
tertawa... lepaskan beban

selamat malam pecundang
salam sejahtera dalam kedamaian

Rabu, 07 Maret 2012

Langkah yang ku bawa hanya wajah berisi lamunan
dari deretan rumah yang tak terbuka pintunya
dengan lampu-lampu berkedip menggoda
dibalik dinding tak terlihat wajahnya

Derap hujan terurai membuntuti
mendengar rasa lapar nasib ku
terus kapan sekejap datang cintanya?

Awan menelan matahari ketika pagi
segar perawan melintas dengan pesona
punah harapan ku dalam kesakitan
semangat langkah ku dibuat bosan
impian sederhana ku pikir akan berakhir

Tak perlu diketuk
sudah tahu tak pernah terbuka
...ada badai mungkin didalamnya

Selasa, 06 Maret 2012

Malam tinggi jauh impian
Terasa tertahan didada
Lambat pucat hitam gelap
Jauhkan suara tenggelam

Menyendiri lepas dari pangkuan
Jatuh keras siapa peduli
Sakitnya sampai kedalam
Tak terdengar itu pasti

Diujung daun mengkilap butiran cinta
Barangkali rindu yang mengambang diatas mimpi
Biar datang kehati
Tak ada yang ku punya

Minggu, 04 Maret 2012

Disetiap kegelapan pasti ada titik terang
disetiap doa pasti ada jawaban
disetiap kesukaran akan ada kemudahan
dan disetiap ketidak mungkinan pasti ada keajaiban.
Bertahanlah, bersabarlah duhai jiwa ku
kelak, diwaktu yg tepat pasti kau kan dapatkan bahagiamu....

Selasa, 28 Februari 2012

Jangan salahkan aku mencintai mu
bagai bumi dan langit, pemisahan yang tak mungkin menyatu
walau besar hasrat untuk memiliki
kemampuan ku hanya sebatas mimpi
dengan cinta yang benar adanya
adakah kehendak cinta kembali memantul kepada ku?

Jangan salahkan aku menyayangi mu
entah rasa dari mana aku dapatkan yang seperti ini
rasa yang jauh berbeda dari coklat atau strawberry
bukan maksud menyamakan dengan isi roti
tapi ini lah yang sebenarnya dari hati

Jangan salahkan aku merindukan mu
ketika ku mencintai cinta mu
ketika ku menyayangi perasaan dihati mu
salahkah aku?

Kamis, 23 Februari 2012

Terbawa Angin

ada masa-masa sulit yang harus di lewati
kesedihan menggetarkan hati
hingga air mata menjadi satu-satunya tempat peraduan


segalanya terasa salah
ketika telah jatuh kebawah
tak ada yang harus disalahkan
sebab ini adalah pilihan


melihat derasnya hujan turun dari langit dibawa angin
membuatku takut untuk beranjak
rasa ragu terkadang urungkan hasrat
bayang nurani terlunta-lunta menghantui
mengerut dahi sabarkan hati


senja mulai beranjak
air laut muai pasang
setidaknya mata hari esok kembali terbit
biar entah entah akankemana angin akan membawa



Minggu, 12 Februari 2012

baginya mencari apa makna dalam kehidupannya
dibagian muka bumi dalam berkehidupan
intas batas ada dalam diri
menentukan yang terbaik untuk menjadi pilihan
mengingat-ingat, apapun itu adalah pilihan
pilihan tanpa tekanan, tanpa suruhan, tanpa bayaran
tiada terkurang ajan pilihan yang akan terjadi
dari pengamatan dan cinta
terdiam, sedih, pilu, dan kembali merenung...

Situs.co - News Aggregator: 7 Dokumentasi Perbudakan Anak dari Berbagai Belaha...

Situs.co - News Aggregator: 7 Dokumentasi Perbudakan Anak dari Berbagai Belaha...: 1. Pabrik batu bata Karkhla, Pakistan Farras Khan Shinwari, bekerja bersama kedua saudaranya di pabrik batu bata Karkhla 15 km timur Peshawa...

Kamis, 09 Februari 2012

Dalam kedamaian ku hisap dalam-dalam
kenikmatan bersandar didinding tua
bising nyanyian alam menjadi sajian
untuk jiwa yang terasa lapar

Menelusuri tanjakan bukit kecil
sedikit bunga liar disamping tembok batu yang menjadi pembatas
menjadi pemandangan yang biasa

Lelah hari ku disini
lamunan tak dapat menyelesaikan
ketika mata melihat terasa buram pada hembusan angin malam