redup senja sudah berlalu
rindu padamu melekat di benakku
ya sudahlah ku lakukan seadanya
sabar sebisanya dengan perasaan
ku harap keikhlasan
agar tak sia-sia mimpi sekilas
Minggu, 15 Juli 2012
Kamis, 12 Juli 2012
Cahaya bulan hilang separuh
terlihat lusuh terselip awan berarak
yang basah embun di rumput malam
membeku hati di musim kemarau
berserakan jiwa liar
... manis senyum anak perawan hilang
ada yang tak baik
ada janji surga
neraka di meja judi
ada cinta di hati
cemburu rentan menatap wajah sesama
bidadari memeluk buas gelisah
di tawar tak peduli
air mata tak tahu harus bagaimana
senyum yang manis janganlah menangis
Rabu, 11 Juli 2012
Kekasih jauh dari harapan
dengan luka dalam jiwa tangan ku menggapai-gapai
derita kesepian membuat nyeri menjadi-jadi
amuk sajak tak henti
... ingin menemu akhir dan mula kata-kata
berulang ku eja
berulang dalam do'a
tapi tak sampai pada hakikatnya
tumpas diri mabuk kepayang
Selasa, 03 Juli 2012
Keluh kesahmu tak henti jadi teman
tak bosan-bosan kesetiaan badai menampar
karang karam menahan
Patah tenggelam sekalipun masih ada senyum
ku tahan melawan
ku urai dalam dada
lihat mataku
di sela jalan jelas awan berarak
... Apa di dalam hatimu
mendung yang selalu datang
pilihanmu buta mentari tak membagi
Ku dapatkan pesona mega
hitam nyatakan yang terjadi
tak perlu itu di harapkan
iblis pun enggan
Simak indahmu luruh memperingati
semua yang indah mentah di lidahnya
jemu matanya di baris kata-katamu
di dakwa bengis berai ulang kembali
Ku reguk habis malam sampai surya di kepala
dalam tenggelam terkenang-kenang
ombak bergelombang memanggil-manggil
pandanganku hanyut di telan waktu
Rindumu sama tak peduli
tak berguna puisimu
cinta di buang
mawar dari taman seribu bungamu layu
amblas setitik embun menelan matahari
Batas ambisiku sekedarnya
suci embun jatuh memuara
membayang cahaya matahari
bunga ku sulam di jantung
mencari terang pada ruang ku ingin datang
cinta Tuhan Mulia tumbuhkan warna jiwa
tak bosan-bosan kesetiaan badai menampar
karang karam menahan
Patah tenggelam sekalipun masih ada senyum
ku tahan melawan
ku urai dalam dada
lihat mataku
di sela jalan jelas awan berarak
... Apa di dalam hatimu
mendung yang selalu datang
pilihanmu buta mentari tak membagi
Ku dapatkan pesona mega
hitam nyatakan yang terjadi
tak perlu itu di harapkan
iblis pun enggan
Simak indahmu luruh memperingati
semua yang indah mentah di lidahnya
jemu matanya di baris kata-katamu
di dakwa bengis berai ulang kembali
Ku reguk habis malam sampai surya di kepala
dalam tenggelam terkenang-kenang
ombak bergelombang memanggil-manggil
pandanganku hanyut di telan waktu
Rindumu sama tak peduli
tak berguna puisimu
cinta di buang
mawar dari taman seribu bungamu layu
amblas setitik embun menelan matahari
Batas ambisiku sekedarnya
suci embun jatuh memuara
membayang cahaya matahari
bunga ku sulam di jantung
mencari terang pada ruang ku ingin datang
cinta Tuhan Mulia tumbuhkan warna jiwa
Langganan:
Postingan (Atom)