Powered By Blogger

Sabtu, 29 Mei 2010

lurus condong sinar yg kini terlihat,
detak yang tinggal sejengkal mengintip di balik bukit menunggu gelap,

ada rindu di jantung hati,
duduk diam..
ada mimpi dalam asa,

memetik alunan lagu,
sekedar petikan akustik di senja hari,
ringan.. untuk di dengar..

walau, cintaku sekedar lagu,
dari hati, tapi hanya untukmu,
cintaku bukan bayang semu,
yg ku jajakan seperti tukang jamu..


batu nisan menunggu
di ujung hari ia mengelus
desah ringan terbang

kecil-kecil biar hilang.....

terang-terang pijar biar lambat memudar...



pelangi menghitam pudar
burung-burung berduka dalam sangkarnya
bunga-bunga layu kan mati..

hujan berhenti...
tenang air mengalir di anak-anak sungai

mungkin asap mulai habis sedetik nanti

..atau, entah meleleh di tengah-tengah hati
ulat pun enggan jadi kupu-kupu

buah yg slama ini di jaga tergerogoti

membusuk......
lampunya redup
kabel yg dulu tersambung putus di tengah jalan..

...
yang pergi tak kembalai

pergilah... ku relakan mu

Rabu, 26 Mei 2010

puisiku puisimu
jiwaku jiwamu
cintaku untukmu..

secangkir tangis ku tenggak setiap hari,
...sepiring sepi makanan pagi,

kau pergi tinggalkan sekantong luka,
kau pergi tanpa sisa kabar..

dimana kau tanam hati ini?
di mana kau taruh cinta ini?

 

jejak kakimu
bagai potret buram yg menghantarkan perih
hingga tak kuasa
jiwa ini mengingatnya
pergilah...
sejauh yg kamu mampu
agar raga ini
tiada berhasrat untuk menemukannya

 

 

kau bakar angan yg ku tak mau
kau hadir lara yg ku tak ku pinta

sejuta kata tak bisa menghapusnya
sejuta mimpi tak mampu datangkanmu...

masih ada rasa di dalam dada
merajut lukaku menjadi satu cinta untukmu...

kasih.. dimana kau...
yg pernah ada
yg pernah bersama
yg pernah mencinta

jauh...
pergi
menghilang

bebaskan hatimu
merdekakan ragamu
damaikan jiwamu

untuk satu asa
untuk satu tempat
untuk satu kata

surga.....

satu ikat tali putus di ambang pintu
berlarian kumbang menggapainya

satu per satu tumbang oleh prilaku angin
kain putih di tebar di sudut ruang
tak sanggup mungkin untukku menatapnya
terlalu indah...
yg pergi biar kembali
menetes hitam di atas putih
menggores kayu rapuh di ujung hari




Selasa, 25 Mei 2010

tak ada pikir yg terbayang dalam benakku kau pergi

satu demi satu daun menyemi di dahannya

walau tak banyak ranting-ranting kering sebagai nisanmu



...
sejam dua jam sayamg yg terasa

menitik - nitik pelepah di tubuh tuamu...

hanya saja... dain kering mnjemputmu

membawa serabut akar ke pangkuan yang bermain dengan cacing di hatimu..



hujan mengguyur di musimmu

merengek engkau di hadapku mengadu

tangis yg ada membuat gugur mawar di hatimu

seharusnya menyemi

kala itu...

Ku dekap engkau dalam mimpi
memanjamu dalam syair munajat malam-malamku...

pohon pisang tak berbuah lagi
menanti hari di mana duniaku ini
...
bunga mawar tumbuh lebat durinya
menyapaku dalam 1/4malam

hujan berhenti di persimpangan
kala senyum menertawaknku, malam ini...

Senin, 10 Mei 2010

biar ku tak mengerti nyanyian surgamu,
ku takutti malaikatmu membidik anak panahnya padaku,

ku tau bola itu bundar, yang kadang ku menang dan kalah dalam memainkannya.
sama halnya mawar di tamanmu, indah... begitu indah...
tak bisa di pungkiri, dia juga berduri..
tajamnya apus yg kapan saja bisa menusukku mati, ku tak bisa lari,
sadarlah aku...

 

 

 

ego dan emosi yg mengurung permainanku,
bantu aku keluar dari sarangnya

biarlah syairku bicarahujan di malam hari...

mengatakan ketakutanku di kegelapan dan derasnyahujan di malam hari..


mainkan alunannya bila kematian mengajak pergi
pastilah indah petikan gitar kan menyayat tipis-tipis hati
kunyah dalam lamunan, dapati arti setiap perjalanan..
kan ada hikmah di sisi-sisi yg bisa kita ambil di dalamnya...