Kamis, 29 April 2010
Palu
kota palu, gelap gelap gelap... listrik slalu padam, lilin sbagai ganti penerangan, sama halnya lingkup dalam kotakku, gelap gelap gelap... lelah mencari penerang, mengeluhku di peristirahatan, kosong kata ingin mengucap kata, terdiam dalam otak beku tak berfikir.. hadir kilat menyambar pucuk cemara, tumbang sudah tian...g penyangga jiwa, waktumu tak tepat, langkah yg salah, arah yg berlawanan... maaf...
anginmu membisu, airmu begitu tenang, membatu ku tiada daya, ah. keluhku padamu malam, tiada jua kau jawab tanyaku, tiada pula isyarat kau beri padaku.. lihat! lilin tinggal setengah nyawa, mau kau kemanakan sisa asap dan api yg lama membakarnya? lihatlah hatinya. terombang ambing di lautan, tak tau mana tempat dermaga... ia b'sandar. bisumu memaki, diammu berlari, ah. teruskanlah bila itu memang kehendak
bangsat kau setan..
enyah kau dariku..
datangkan bintangku bila kau mampu,...
..
knapa diam?
enyah kau dariku..
datangkan bintangku bila kau mampu,...
..
knapa diam?
bakar saja sepiku, usah kau bawakan anggur yg kan mabukan hatiku....
ingat saat bungamu kau tawarkan..
kau buatku hanyut dalamnya..
kini, tusuk saja beku jiwaku biar kau puas dan biar ku tangisi sendiri nasibku..
kau buatku hanyut dalamnya..
kini, tusuk saja beku jiwaku biar kau puas dan biar ku tangisi sendiri nasibku..
bajingan kau
.....
pecahkanlah kaca di kamarku,
biar tak dapat ku lihat byang kelam di diririku..
pecahkanlah kaca di kamarku,
biar tak dapat ku lihat byang kelam di diririku..
Saat Hujan
tik..tik..tik..
bunyi hujan di atas genteng malam ini
sepi
gelap
mencekam kerinduan..
hati enggan berdamai
saat relungnya tersa hampa
lari menjauh asaku
jauh dimana tempatku berteduh
membakar jerami
sedikit rasakan panasnya otak yg mendidih di perapian..
seharusnya tak ku lakukan itu
memetik satu persatu pucuk daun muda dan menyimpannya...
Rabu, 28 April 2010
"Dua Puluh Enam Tahun"
setiap tanggal itu
umurnu bertambah, ada pula yg menganggapnya berkurang
satu demi satu...
tanggal dua puluh delapan
di bulan april
bisa saat itu menjadi hari yang menyenangkan
atau pun bisa juga menjadi hari yang menydihkan...
yang ku tau,
seribu sembilan ratus delapan puluh empat
awalmu menjejak kaki bumi di pangkuan sang ibu
selama itu...
kau jejaki semak belukar kehidupan
di jalan penuh liku
kurang lebihnya
selama dua puluh enam tahun
...
Sabtu, 24 April 2010
ia tlah kering dan kini tlah jatuh ke tanah,
masih ada putik yang kan menjadi bunga putih sebagai gantinya...
bilakah berkenan petik, simpanlah...
tak kan ia lari terbawa mimpi-mimpi yg melambai kepada wanginya..
masih ada putik yang kan menjadi bunga putih sebagai gantinya...
bilakah berkenan petik, simpanlah...
tak kan ia lari terbawa mimpi-mimpi yg melambai kepada wanginya..
_malam ini dia sendiri, menunggu kucing meraung pada bintang, nyatanya tak ada kadal merayap di pohon jambu depan rumah, hanya rapinya semut-semut berjalan saling merantai malam.. biar kakak tua mengicau pada bulan, mengabut malam menutup mata untuk selamanya..
Selasa, 20 April 2010
Sendiri Itu Indah
sendiri itu indah..
mungkin itu yang bisa ku ungkau untuk sekarang ini, lewati keseharian dengan kesendirian,
seorang teman berkata padaku...
"begitu banyak yg kita dapati didalam kesendirian!
bahkan kecurangan yg kita lakukan akan begitu nampak dipelupuk mata.."
yang ku dapati, " SENDIRI ITU MEMANG INDAH"
Sendiri pun, bukan berarti Mati
.
meski kelak kan ku dapati tangis dan keterjatuhan...
walau dengan tangis ku ungkap keresahan
walu dengan air mata ku ungakap rasam, rindu..
ku cari akarmubiar ku berpegang padanya....
_ada
detik
menggelang
di lenganmu,
menggandeng
jejaki
lingkup
yang
tak
tertulis
di
kertas
bangku
sekolah...
_ah...
bajing
lari
memegang
bara
di
tangannya,
daun
hijau
di
sirami
debu
di
tiap
harinya,
guntur
mengalun
di
indah
mimpi...
_ntah lah...
Jumat, 16 April 2010
daun jatuh membawa keresahan
rumput menunduk berdo’a memohon
angin berhenti menarik nafas
luruh warna mentari berpijak di ujung daun
menari gemulai gambarkan kegalauan
angin berhenti menarik nafas
luruh warna mentari berpijak di ujung daun
menari gemulai gambarkan kegalauan
awan merah bertaruh dengan warnanya
menyusuri samar lentera malam
menyusuri samar lentera malam
lelah jiwa berpijak bumi, embun tertidur dalam buaian... bermimpi indah mengambang,berkeping, jatuh terkapar... _mentari mengintip, tenggelam tanpa bisa melawan,menghilang lenyap di balik hangat kabut membungkus....
Rabu, 14 April 2010
Tentang Sesuatu
merem-melek mataku,
tengok kanan-tengok kiri lirikku..
tarik nafas buang nafas desahku..
hmmm...
terbentuk bulatan-bulatan kecil.
lalu hilang entah kemana di di bawa angin..
dari api kecil yang lama kemudian membkarnya habis tinggalkan arang dan abu di tungkunya..
yang seharusnya tak di lakukan sejak dulu, sesuatu yang ku tau tiada guna untukku sendiri..
yang mungkin akhirnya memakan hitungan detik hari-hari..
.
Langganan:
Postingan (Atom)
sapaku tak membuatmu berdiri dari kelam,
"berdirilah..."...
pintaku lari dari sudut jurang hina..
"lihatlah!"
senyum tawa menyambut setelah kau lalui krisis perihmu sendiri..