Powered By Blogger

Minggu, 21 April 2013

Matanya membara
wajahnya legam
menyetubuhi waktu

mulutnya tak bisa bicara
mungkin telah kalah
apalah kata mereka
jerit dan keringat seperti tak pasti

malam telah pergi
fajar menjelang pagi
bulan bintang t'lah pulang
ucapkan salam embun pagi

batas yang dinanti tak berbatas
akhir yang ditunggu tak juga berakhir
waktu masih berpacu maki angin pagi

Rabu, 10 April 2013

Dalam ku mencari untuk mengerti
jejak-jejak ini masih ada disini
aku tak tahu apakah pasti
masih saja tak ku pahami

suara angin yang antarkanmu disini
turunkan wajah bulan dalam jiwa
bintang-bintang menyimpan kenangan
membuat tak bisa bicara

Minggu, 07 April 2013

Mungkin malam belum menemukan bulan
tapi bukalah matamu sebab disana ku temukan bintang
meski gelap buramkan wajahmu
senyummu lembut tak menyakitkan
mungkin langit malam turunkan hujan
tapi katakanlah apa yang harus dikatakan
meski tertikam gamblang
matamu merah kerap merintih kerap menjerit

Rabu, 03 April 2013

Ada nafas dalam perut sang ibu berkembang benih dirahimnya
sang bapak tak bisa berbuat apa-apa sedang degup jantung semakin jelas
delapan bulan umurnya cepat-cepatlah menanti kelahirannya
senyum sumringah wajah sang bapak lelah bahagia ibu mendengar tangisan pertamanya
dido'akan untuknya untuk bangsa dan agama bukan jadi pecandu apa lagi pengedar narkoba
disusui ibunya agar otak paten sehat jasmaninya bukan meracuni dengan alkohol atau ekstasi
diajari ia bekal agama supaya mengingat Tuhan dimana saja bukan malah mengutuk anjing buta
dengan air mata si ibu membelai sayang anaknya dengan nyanyi-nyanyi sang bapak menjadi guru untuk anaknya yang harapan terkait diawan