Powered By Blogger

Sabtu, 25 Oktober 2014

Ketika ku terjaga aku melihatmu
ketika ku tertidur maka kau bersamaku
indahmu larut dalam pikiranku
membuat hatiku kepayang merindu
didepan matamu ada huruf-huruf yang membisu
jadi terbakar oleh sulut tatapanmu
kau perkara dari cahaya
kau gaduh disetiap irama
kita jumpa mengulas banyak cerita
dan aku memelukmu dengan do'a

Minggu, 19 Oktober 2014

Kedekatan yang melekatkan
sampai padaku menjadi luka
aku tetap dijalanku
seperti gelembung yang mudah pecah
ku biarkan tetap begini
aku hanya menjadi diri sendiri

rindu dan kenangan masih baik-baik saja
segala gerakku tetap mencintaimu

Sabtu, 18 Oktober 2014

aku datang begitu saja
begitu gelap dijembatan kayu
menyelamatkan apa saja yang ada dijiwaku
Aku melangkah pergi
dan dia menatapku
lalu dia hilang bersama angin

# semoga Tuhan tak menjauhkan kita dari-Nya.

Senin, 13 Oktober 2014

Adakah lekuk rahasiamu
sedang purnama bulat sempurna
adakah cahaya lirikmu
pada embun yang polos kilaunya
adakah desah renungmu
sedang burung-burung berkicau dengan bisingnya
aku tertimang-timang alam lelap...

Minggu, 12 Oktober 2014

Syair itu lembut. Rasa perasaan merasakan. Seperti Nadzom dengan rama dan irama. Seperti seribu ayat Alfiyah yang tersusun. Penbaca syair adalah Deklamator. Seperti shalawatan atau burdahan. Dengab syair kita ungkapkan cinta. Dengan syair kita harapkan syafa'at. Syair yang kita baca dengan rasa, juga dipahami dengan akal. Syair, semoga bisa dirasa dan dirumangsa.

Jumat, 10 Oktober 2014

Ada air mata yang tumpah dipusaran
setelah dipersaksikan malam
bulan dan bintang bercumbu
Kau yang lahir dari keleluhuran
sampaikan pada esok
syair telah dikaitkan
seumpama istana dari kertas
ditengah musih hujan

Rabu, 08 Oktober 2014

Ku dipanggil kau dengan banyak nama
luas mu seperti malam
padamlah lilin
tenggelamlah rembulan
lihat aku
raih tanganku
lekas kau peluk aku
Katakanlah seperti para pemimpi
yang suarakan nurani
katakanlah seperti putih pagi
yang damai mutma'inah
aku dengar sepagi ini
aku dengar...
katakanlah seperti suara yang lahir dari jantung para penyair
yang berhalusinasi diambang jendela
dipucuk cemara pada musim yang rusuh
katakanlah seperti perjalanan sebuah do'a
aku dengar diwarung kopi
aku dengar

Selasa, 07 Oktober 2014

Dari matamu langit turunkan asmara. Kau curi rindu, aku menjadi kehilangan. Angin membawa sehelai rambutmu ke sabana.

Minggu, 05 Oktober 2014

Biarkan aku memikirkanmu merindukanmu mencarimu dan menempuh jalan antara khayalan dan kenyataan. Biarkan aku menelusuri kata-kata yang bisa menampung rasa sayangku kepadamu.