Powered By Blogger

Senin, 29 Oktober 2012

Aku tak bisa berhenti
segala kebijakan telah ku coba
bernyayi tak bisa berhenti
berlari tak bisa hindari
diam keadaan menyalahi
terbakar disiang hari
membeku dimalam hari
mencair ketika fajar menjelang
ironisnya ini sungguh manis
tapi tidak untuk waktu yang lama
walau kadang seperti harapan
tapi itu ilusi

Minggu, 28 Oktober 2012

Mimpi berguling dijalan
keras bergetar
tanpa jantung
membuat air mata
tanpa air mata
dibalik kaca yang palsu
angin dibelah lari mendahului
menjaring malam yang terpapar

Hari semakin garang
dijejal kabut samar
tersingkir tanpa pegangan
diatas ban panas menggelinding
seperti melayang dalam samudera
sampai kapan nafas kan bertahan
tak ada guna menerka-nerka

malam mulai buas
kegelisahan menjadi gemuruh
hujan pecahkan dinding hati
karam diduka terdalam
fajar menanti

Sabtu, 27 Oktober 2012

Bengi iki rame eseme mbulan
bebarengan sumribit angin ngelus pucuking cemara
gawe ngangen-angen kekarepan lakune urip

peteng sing gemuleng ing angenku
ngalangi lintang-lintak ing tawang impenku

Ana ta sing mirsani wengine wengi biru
apa hiya mung semene dayane layange ati
aja ta sumanding, nyawang wae ora bisa

Jumat, 26 Oktober 2012

Terbakar matahari
dihantam hujan badai
sampai benar-benar kau mengerti
sampai benar-benar kau dapat yang kau ingini
semua takkan bisa buatnya mati
segalanya mungkin tak abadi
Rindu ini masih bernafas
menuturkan kata
berujar sabar
darimu bunga permata
mengambang dilaut hampa
rasa melangit menengadah
hati jadi mabuk biar bercampur empedu
mengarak lagu sendu
puisi sendu
kasih datanglah berlabuh
...
aku rindu
Mimpi berguling dijalan
keras bergetar
tanpa jantung
membuat air mata
tanpa air mata
dibalik kaca yang palsu
angin dibelah lari mendahului
menjaring malam yang terpapar

Hari semakin garang
...
dijejal kabut samar
tersingkir tanpa pegangan
diatas ban panas menggelinding
seperti melayang dalam samudera
sampai kapan nafas kan bertahan
tak ada guna menerka-nerka

malam mulai buas
kegelisahan menjadi gemuruh
hujan pecahkan dinding hati
karam diduka terdalam
fajar menanti

Kamis, 25 Oktober 2012

Mungkin malam ini akan indah
jika kita menginjak bumi masjid
dengan senyum bahagia menyambut rayanya Idzul Adha

mungkin malam ini akan ceria
aku yang memukul bedug
engkau yang bernyanyi menyebut Asma-Nya
sampai kapan aku tak tahu
mungkin sampai lelah atau lapar perut keroncongan

...
ini mungkin hayalan orang miskin
dengan kaya airmata
tapi ini tidak mungkin kita ada satu
biarlah do'aku tetap selalu untukmu
biarpun didalam hati tapi semoga bahagia dirimu
ini yang pasti

Rabu, 24 Oktober 2012

Hujan sepanjang jalan purnama
menjadi tirai di awang-awang
membentang
siapa yang mau
yang sebenarnya tak ada yang mau
tapi ini kenyataannya

Hujan sepanjang jalan purnama
mengapa hanya terbayang
terus saja membayang di angan
...
tak pernah sedikit terelakan
apa lagi terlupakan

Hujan sepanjang jalan purnama tenggelam
langit putih bersih
rumput basah kuyup sampai ke tulang
hujan sejenak reda tak peduli

hujan disepanjang jalan jelang pagi
mengapa pergi dari sini
kembalilah lahirkan ketenangan
damaikan disini dihati ini

sisa hujan basahnya bertebaran disepanjang jalan
sepi sedihnya membahana
di kota ini
Biarlah ku hanya menatap gambarmu
yang tersenyum
yang tertawa
yang selalu bahagia
semoga selamanya
walau tanpa aku walau tak ada aku
dengan siapa saja
tetaplah untukmu bahagia
Terima kasih Tuhan
ternyata ku lihat ia tersenyum tertawa
meski tak langsung oleh indra
tapi semoga kan berlanjut
bahagiakanlah dia Tuhan
dengan apa saja yang ada
yang jangan buatnya bersedih apa lagi menangis
terima kasih Tuhan
Engkau Memang Maha Mengasihi

Hai Tuhan... Engkaulah Maha Segala
Pencipta dan Pembunuh apa yang Engkau hendaki
Hai Tuhan...
Bagaimana aq bisa meraih surga-Mu
sedang bayangan itu terus membayang
dimana saja bahkan ketika aku menghadap-Mu
ku akui aku memang sayang padanya
iya aku mencintainya
keadaan seperti ini terus saja berulang-ulang dari awal kenal awal jumpa
sampai detik yang ku tulis ini
...
Hai Tuhan...
Kesedihannya adalah kepedihan bagiku
alangkah bahagianya jika melihatnya bahagia
tenangkanlah jiwanya
damaikanlah hatinya
temukanlah untuknya seseorang yang pantas untuknya
seseorang yang mencintai dan menyayanginya
tanpa sedikit ingin menyakiti jiwa juga hatinya
dengan siapapun ia asal bahagia hidupnya
aku ikhlas Tuhan
Hai Tuhan...
tak henti-hentinya hatiku menangis karna rindu
rindu kepada-Mu juga padanya
tak pernah aku seperti ini sebelumnya
sampai kapan keadaan ini berakhir
dengarkah Engkau Tuhan
Berapa banyak lagi harus ku telan
tak habis pikir semua ini harus ku habiskan
pura-pura ku telan lalu menahan
sudah banyak yang muntah
bercecer dimana saja
di atas sarung sampai didalam mimpi
tapi kenyataan ini nikmat
kenikmatan yang tersudut dilingkaran
melingkar-lingkar di otakku
yang menurut nalar itu tak mungkin
...
mungkinkah rasa mengendus aroma dan mencerna dalam hatinya?
yang resah hingar rintih memaki
setiap tetesnya menggumpal jadi rindu
akulah tetes bumi tanpa kemiskinan
kaulah gairah hidup ini tanpa kemunafikan

Senin, 22 Oktober 2012

Masih terasa lembut tanganmu
ku genggam air mata
dengan lukamu yang entah berapa jumlahnya
bersanding hati yang berantakan
aku takut menghirupmu
tetap ku jaga apa yang semestinya ku jaga
tanpa lupa makan agar jasmani juga terjaga

Angsa putih berenang menyelam
memenuhi lingkaran
...
hati yang bercucuran
merah hitam harapan jadi terbuang
ingin selalu dekat denganmu
semua tentangmu selalu jadi rindu
walau kasihku cuma sederhana

Satu hati untuk satu jiwa
itulah harapanku, kamu...
tanpa kemunafikan
tanpa air mata
engkau ku tunggu
tetap ku tunggu
do'aku untukmu

Sabtu, 20 Oktober 2012

Terbayang matamu
terbayang jelas senyummu
senyum salam jumpa bergandengan
matahari coba menyusup dari balik awan
sedang bumi yang basah sisa hujan fajar
tapi mendung terlalu tebal dihati
bayangan hari paksakan bersandar
walau burung-burung berkicau
tetap saja dalam sangkar
walau monyet-monyet berteriak
...
tetap saja dalam kandang
walau besar tubuh gajah berapa kali berputar
tetaplah dilingkar pagar
lalu harus bagaimanakah aku untuk membuka hatimu
yang terlanjur masuk dalam lingkaran

terbayang candamu
terbayang jelas tawamu
daun yang berguguran dihembus angin
pohon-pohon coba berbunga dimusim berganti
apa yang tersembunyi
matamu seperti menahan air mata
walau kau simpan di usap sapu tangan
hati berkeliaran tak tentu arah
walau raga tergenggam rapat
ku tahan ku sabar ikuti langit yang kelabu
tenangkanlah batin nurani
damaikan hati seperti putihnya melati

terbayang wajahmu
kerudung merah jambu
sampai salam senyum akhir berlalu
rindu masih mengalir dijiwa yang hening

Jumat, 19 Oktober 2012

Ini perasaanku isi hatiku
sampai saat ku jaga kau tak ada
bersikeras ku coba mengingkari
tapi batin seperti adanya
keadaan terlalu rapuh
risau raga tak mampu berlabuh
kesejatian tak pernah terungkap
di abaikan dengan cacat
kejujuranku darihatiku merindu
sampai ku lihat ada kau hilang
...
tak pernah seperti ini
hangatku sandarkan harapku
ilusiku terbangkan mimpiku
sepiku jatuhkan rinduku
sampai mana ku dimanakah kau ada
ku sadari akar rumput tak mampu menjangkau bunga
ku harap saja kau dengar ini
sedikit pahami ini
betapa besar hadirmu harap jiwaku
betapa kuat hati kecil kemungkinan pasti
sampai kapan ku tahu adamu
putih cahaya kilau masih jelas
masih sangat terasa sepi yang meratap
mendewasakan rasa langit yang tenang
sampai ada ku melihat mu tetap berdiri
sampai saat ku jaga cinta mu
sampai ku lihat dimana kau ada
aku ada kau yang lahir dari hati

Rabu, 17 Oktober 2012

tenangkan suasana
tenangkan jiwa yang lelah
sampai ke puncak kedamaian
Tuhan tolonglah

dari mata terkait di awan
ke hati mengalir di telaga
takut dalam wajah yang terpapar

tenangkanlah hati
tenanangkahlah segala
Tuhan tolonglah


Sampai kapan seperti ini? Aku hanya ingin hidup sewajarnya, biar tanpa cinta tak mengapa asal tenang hati ini. Aku juga ingin bahagia seperti mereka. Tak adakah setitik saja untukku? Sudah ku berusaha bersyukur dengan yang ada, berusaha ikhlas dengan yang ku terima juga bersabar dengan keadaan, tetap saja perasaan tak tenang gelisah. Berbagai jalan ku tempuh demi ketenangan, suasana yang damai dimanapun atau apapun itu.
Tolonglah...
Koran lama pembunngkus nasi
waktu siang jelang selesai waktu merebah

buaya dan cicak beradu berat
saling menjerit walau terlihat menjelimet
saling menyepit walau semakin rumit
semua menatap gelagat wajah mereka
ada yang tertawa terbahak-bahak
merekalah benalu
ada pula yang tertunduk lesu
...
merekalah para penggiat

koran lama robek
seperti hati mereka yang mereka robek sendiri
tak ingat ditanah mana mereka berdiri
tak rasakah mereka nurani yang bersaksi

koran lama putus
putuskan harapan
putuskan hak-hak yang seharusnya
disambung tawa mereka yang bercinta di atas coretan wajah bangsa

celaka...

Selasa, 16 Oktober 2012

Entah mengapa angin sore ini berhembus kencang
debu-debu berterbangan menampas siapa saja dilewatinya
jalan padat kendaraan yang macet dipersimpangan
langit-langit membiru lebam kehitam-hitaman
sedang matahari telah tenggelam
lampu-lampu mulai dinyalakan
selepas Magrib makin kecang saja
daun-daun kering berjatuhan
yang selalu jadi perhatian
merah putih tak pernah turun dari tiang dihalaman
walau usang robek ujung-ujungnya
biar panas hujan tiap waktu datang
Aku ingin jumpa denganmu, dimana rindu selalu bersemi. Aku ingin melihat senyummu, ketulusan yang sampai dihati.

Duduk dimana sambil meraih rokok disamping kopi. Malam membawa kegalauan tak terdengar suara serangga. Denting gitar menggesek nurani untuk merenung.

Kemarin seorang kakek terbakar dadanya didalam kantong sampah. Semalam anak kecil terluka kakinya terkait besi pengait sampah. Sampai ...
kapan ibu dan anaknya menjaring sampah-sampah? Panas membara membakar kepala. Kerikil tajam melukai yang kalah. Mimpi dan harapan gelap didalam kantong sampah. Jangan datangkan pagi biarlah mereka bersetubuh dengan mimpi yang tak terbatas. Kenyataan menghantam, melukai mengubur harapan mereka. Wajah lebam lelah melewati hari.

Aku ingin melihat cahaya bulan bintang, ketika awan hitam menutupi. Aku ingin menemui kesedihan, ketika ku pulang kerumah.

Senin, 15 Oktober 2012

Masih tegarkah jiwa
bersembunyi dari hangat matahari
ditepi wajah langit
menyeret angin berarus
menjauhkan pandangan
tercekam pahitnya
di antara awan-awan yang berpencar
adakah keteduhan yang damai


...

 
Aku harus kemana, ku tak tahu
siang yang berjalan berakhir di ujung senja
namun senja tak bermega
sampai malam menelannya
malam yang gelap disambangi hujan
sampai badai berulang menghatam
memaksa meniduri air mata

Sabtu, 13 Oktober 2012

Malam ini indah
ketika kita bercengkrama berdua
seirama dalam suasana sendu

ku bernyanyi
sontak kau bermelodi
lantang suaraku berteriak
petikan nada semakin rancak
laguku meliuk pelan
merdu alunan gitar
...

malam masih panjang
masih juga tak jemu
sampai talimu putus
jadikan nada tak sempurna

Ingin ku tulis puisi tentangmu
seperti dongeng tidur di samping wajahmu
menuliskan semua air mata bahagia
menapaki rindu di puncak bumi
menyelami dalamnya dasar hati
sampai batas kata-kataku

Jumat, 12 Oktober 2012

Angin malam melayang-layang
Menarik nafas dalam-dalam
Angin malam
Memecah sunyi malam
Berjalan menyingkir
Angin malam diam
Menangisi dirinya
Menertawakan nasibnya
Angin malam di penjara
Batinnya tertutup
...
Di balik bilik baja
Angin malam berlindung
Tak bisa bernyanyi
Di cari-cari jati diri
Angin malam merambat
Pelan-pelan
Di dada membelai bayang-bayang
Di timang-timang
Dari mata angin malam
Harapkan kedamaian
Hujan tak berlanjut
adakah wajah resah
nerenungkan nasibnya
suka dukanya
jerit tangisnya
gelak lantang tawanya
...
di rumah di jalan di mana saja

hujan kemarin
adakah yang tertinggal
ingatan tentang kilat atau gemuruh
mencambuk pijakan
membuyarkah mimpi dan harapan
atau sekedar menyeru nama Tuhan

sisa hujan
masih adakah ratapan embun didaun-daun
waktu langit kelam bernaung
masih adakah genangan yang mengalun
waktu langkah melewati keruh airnya
masihkah mengalir gemericik suara
ketika hujan berhenti

tak ada kabar tentang hujan kemarin
sebongkah hati yang membeku
pedih pedih dalamnya
air yang terbakar
tak berdaya duka memuara
kapan hujan turun lagi
damaikanlah hati

Sampai dimana kita
hidup kita
cinta kita
atau kebodohan kita
tak pernah pikir kita
dari mana awal kita
kenapa mengapa kita
sampai akhirnya kita
kita siapa
siapa yang ciptakan kita
...
siapa yang hidupkan kita
siapa yang didik kita
sampainya kita bahagia
bahagiakah kita
mimpi-mimpi kita
harapan kita
do'a-do'a kita
kita banyak tak baik
tak banyak yang sebaik kita
marahkah kita
cemburukah kita
atau menyesalkah kita nantinya
tangis bahagia kita tak abadi
apa kita buat

Kamis, 11 Oktober 2012

Selalu ku nyanyikan lagu cinta
untukmu yang berduka
untukmu pengobat lara
ketika mata bergetar
suara amblas terasa hambar
dari kedua pundak
masa lalu semakin tak tahu
di keindahan pemandangan
membuat diri terharu
hitamnya air mata kau usap
...
suara yang keluar dari sela kesibukan
dari mulut para pujanga
dari ungkapan hati yang ada
agar kau dengar
agar kau rasakan
agar tak nyeri
agar meringankan beban
irama teduh di hati memujamu
semoga damai untukmu

Rabu, 10 Oktober 2012

Aku dengar nyanyianmu
Gelak tawa yang bercanda
Yang biasa saja apa adanya
Suara teriak kemarahan
Jerit duka tangis air mata
Kuasa meja negara
Dari hati, otak juga dengkul penguasa
Sampai tangisan demokrasi
Tentang alam dan Tuhan
Tentang sahabat, cinta dan keluarga
...
Tentang segala persoalan
Yang terkenang

Aku dengar suara nyayianmu
Menyulut gelora motivasiku
Mengikuti gemuruh teriakanmu
Memanggil nurani
Meniti air mataku
Di petik gitarmu

Aku selalu dengar lagumu
Walau belum lengkap semua
Dari yang dulu hingga sekarang
Lagu suka tertawa
Lagu sedih menangis
Mungkin ada yang benci tapi ku suka ku cinta
Aku tetap dengar nyanyianmu
Suwon, kau inspirasiku

Selasa, 09 Oktober 2012

Awan putih
langit gelap gelap malam
turun hujan berjatuhan
turun melati berguguran
angin melayang tak terlihat
daun melambai gentayangan
rantingnya bungkuk menyangga duka
menari di tiap alunan waktu

Awan putih
...
langit biru mendung panas mentari
pohonmu hidup di pekarangan
di taman tak berpagar
mekar mahkota merah muda
merekah di tiap hari
menyapa rumput liar yang memandang
penuh pesona

Awan hitam
langit biru lepas awan putih
melati di awan
di langit gelap siang
di terik matahari
dahan di pekarangan buat berpagar
bunga-bunga di jaga
rasakan segala penderitaan
hangatkan melati
di hati
dimana tempat segala kedamaian
langit putih siang hujan
malam hujan lagi

Minggu, 07 Oktober 2012

ku bernyanyi di malam hari
sehabis hujan dengan gitar yang mati
dengan mencoba senang
mengutarakan onak yang kalut
sebab jiwa terus saja merintih
hati tetap saja tersiksa
terus bernyanyi apa saja yang bisa
berteriak-teriak sampai lapar ku tak peduli
ku tak peduli nada sumbang hinggap
asap tembakau masihlah nikmat
...
coba cari-cari dengan cermat
ku tak peduli suaraku hancur
kopi hitam masih saja muram
pelan-pelan laguku padam

Sabtu, 06 Oktober 2012

Merambat pelan memecah malam
nafas dalam panjang
jiwa bimbang
rokok tinggal pegangan hilang
terselip rokok sebatang
ampas kopi yang terbuang
berikanlah kedamaian