Powered By Blogger

Rabu, 09 April 2008

Pantai mati cermin yg sepi
celoteh anak-anak berlarian tanpa alas kaki
cari gerimis, cari tawa disore hari
ku lihat keasyikannya, tak jua hapus rasa sunyi
...
Langit luas, ntah dmna ujungnya
laut lepas, gelombang menggelora spanjang asa
burung camar dan nelayan berdendang mrajut jala
ku leburkan, tak jua ku dapat nuansa asmara
...
kini rindu terus mengikuti detik-detik berjalan sebagaimana kau rasakan juga...
berlanjut dalam biduk melaju, merengkuh segala asa dan rasa...
langkah telah kita tetapkan dan berharap tiada prahara yang mampu membuat goyah...
meski kadang bisikan nurani mencuatkan kebimbangan dan keraguan yang tak perlu...
...
Asmara pada dasarnya permainan rasa ke-aku-an...
Asmara tidak pernah surut untuk tidak melawan...
Sesungguhnya asmara hanyalah lantunan kerinduan...
Dan asmara akan punah melebur bersama cinta dan ketulusan...

Jumat, 08 Februari 2008

Wahai air mengalir dengan segala sesuatu yg terkandung, ketahui lah tentang suatu pernyataan.
Wahai langit beserta apa-apa didalamnya, jadi saksilah tentang pengakuan sebuah hati.
Wahai bumi seisinya, catatan atau ukir kenyataan seonggok jiwa.