Powered By Blogger

Rabu, 12 Desember 2007

Ku anggap dirinya selembar kain yang ku pakai saat ini
tipis membalut memutar di dada.
Ku anggap dirinya mawar cantik berduri
yang apabila ku tak hati-hati menyentuhnya maka terlukalah aku.
Ku anggap dirinya buku yang dimana senantiasa ku torehkan cerita keluh kesah dalam hidup ku kepadanya.
Ku anggap dirinya kekasih yang kadang ku nikmati kehangatan cintanya, tanpa harus melukai perasaannya.
Ku anggap dirinya bagian dari hidup ku walau dia pergi seperti kupu menyisakan jejak keindahan di dalam kenangan.

...

Tapi dia tidak tahu, disini aku seperti abu tertiup angin lalu kena hujan dan hanyut terbawa arus.
Tapi dia tidak tahu, kini aku seperti tanah yang tandus menunggu hujan turun di bawah batu hitam.
Tapi dia tak pernah tau, bagai mana ku menjaga perasaannya yang ku anggap bagian dari diri ku sendiri

Selasa, 20 Februari 2007

Sisi langit tak berbintang
pada intuisi mengungkap lewat pancaran mata
hanya saja bulan tergenang
pucat, putih hancur
...
Mata ingin terpejam mengantarkan ku diatas pembaringan
bersama rindu, yang menguap bersama asap ku
...
Kabut putih,

Semoga esok mentari bersinar garang
atau hujan sederasnya mengguyurku