Ku mengerti kamu cantik
ku tak tahu harap untuk ku miliki
ini sujudku di hadapmu
di goda rindu tatap wajahmu
berilah senyummu
berilah agar tenang diri ini
ini sujudku tak tenang gelisah
lihatlah dadaku
demikian luka bersama dengan kesah dan gundah
lihatlah mataku
tak habis waktu dengan ratap mengharap tatap
air mata sampaikanlah memuara di samuderamu
ini sujudku dengan rindu yang porak poranda
hati mawar dari taman seribu bunga
demikian remuk redam rindu padamu
inilah sujudku memohon cintamu
Senin, 25 Juni 2012
Jumat, 15 Juni 2012
Melihat senyummu menyiksa
lelah menyempitkan ruang berkata
lihat apa yang tersisa
hilang teman tak bersisa
upah jerit memaksa
terlintas inginkan hampa
lepas deras alirkan luka derita
kelam puisiku penuh kecewa
tangisi senyummu mataku berkaca
ocehan dan sanjungan lumatkan cerita
sepi gundah lantangkan cinta
hujam hatiku saat terjaga
lelah menyempitkan ruang berkata
lihat apa yang tersisa
hilang teman tak bersisa
upah jerit memaksa
terlintas inginkan hampa
lepas deras alirkan luka derita
kelam puisiku penuh kecewa
tangisi senyummu mataku berkaca
ocehan dan sanjungan lumatkan cerita
sepi gundah lantangkan cinta
hujam hatiku saat terjaga
Selasa, 12 Juni 2012
Salam Puisiku
menunggu esok hari
suramnya wajah hati
tanpa bulan atau suria
seumpama engkau yang tiada
sampai fajar bercahaya berubah senja
ku do'akan kepada Yang Maha Kuasa
esok hari tiada lagi suramnya hati
dari cinta yang terluka namun rindu
walau tercampak biar ku abadi
sambutlah salamku biar kau jauh
terimalah puisiku andaiku tiada
suramnya wajah hati
tanpa bulan atau suria
seumpama engkau yang tiada
sampai fajar bercahaya berubah senja
ku do'akan kepada Yang Maha Kuasa
esok hari tiada lagi suramnya hati
dari cinta yang terluka namun rindu
walau tercampak biar ku abadi
sambutlah salamku biar kau jauh
terimalah puisiku andaiku tiada
Minggu, 10 Juni 2012
Mungkin semuanya telah kembali ke asal mula duka
mengalir kedalam arus mimpi rindu
seperti di hempas gelombang samudera
begitulah hidup harus di jalani
dengan tanya tak terjawab
tak berjawab dalam benak segala tanya
lelah melangkah ke ujung cakrawala
melangkah ke ujung sepi sendiri
merindu rindu...
getar gemetar dalam diri sendiri
... demikian ritmis perputaran
hujan berhembus angin
diam fatamorgana diujung harap
demikian sunyi menyudut takut
hingga jam berganti detik berhenti
sunyi kan merungkupku dalam mimpiku sendiri
mengalir kedalam arus mimpi rindu
seperti di hempas gelombang samudera
begitulah hidup harus di jalani
dengan tanya tak terjawab
tak berjawab dalam benak segala tanya
lelah melangkah ke ujung cakrawala
melangkah ke ujung sepi sendiri
merindu rindu...
getar gemetar dalam diri sendiri
... demikian ritmis perputaran
hujan berhembus angin
diam fatamorgana diujung harap
demikian sunyi menyudut takut
hingga jam berganti detik berhenti
sunyi kan merungkupku dalam mimpiku sendiri
Rabu, 06 Juni 2012
Aku pun mabuk rindu, selarik rindu melesat dari jemariku ketika ku
tuliskan di sedinding cahaya cahaya mencahaya berpendar mencahaya
cahaya. Aku pun mabuk rindu, seteguk demi seteguk ku tenggak perlahan
cahaya. Aku mabuk cahaya igauku cahaya mimpiku cahaya cintaku cahaya.
Aku bergelayut di tali semoga tak goyah melemah tangan kukuh memegang
cinta. Aku bergelayut di tali semoga tak terpelanting terbanting
dilubang nganga. Aku bergelayut di tali memanjat tebing tinggi menuju
rindu kasih mencahaya. Belailah aku dengan rindu cahaya-cahaya mencahaya
menyilaukan menutup mataku.
Langganan:
Postingan (Atom)