Salam Rindu
oleh Ard Ardiansyah pada 5 November 2012 pukul 1:23 ·
Sama seperti kemarin di awal sebelum siang matahari menggelap atau akhir siang hilang matahari lirih menerang.
Segaris senyum hitam sebening mata air didalam lingkaran, ku kenal aku bukan dirinya. Ku dekatkan sebisanya, ia dapat menjauh dengan diam perlahan.
Hujan awal November tak jauh beda yang kemarin, awal akhir matahari hitam gelap pengap tengkurep jiwa yang kering, sumpek. Langit seperti bernarasi, membiru wajahnya haru terlihat kelabu menjadi tabu berlapis-lapis.
Terasakah meski tak terlihat. Yang ku pasti ingat merah muda putih alasnya, hujan reda daun kering berguguran disetiap langkahnya semikan musim berbunga.
Namanya ku panggil tapi tak ku sebutkan kerongkongan gatal tak beriak ludah mengental ingin muntah air mata berdarah hati ku geli.
Lagu Iwan Fals terdengar, "Rambutmu matamu bibirmu ku rindu, senyummu tawamu candamu kurindu." ungkapan hati disahut Bunga Band "Bayangmu selalu terbayang dalam setiap angan, yang tak pernah bisa hilang walau sekejab Ingin selalu dekat denganmu enggan hati berpisah larut dalam dekapanmu setiap saat setiap saat...".
Seperti kata pujangga, cinta yang sedang meraja. Cinta-cinta yang dengan tidak sederhana tak ingin sementara, selamanya ku minta. Sayang, ia semakin jauh tak ku kenal dekat tak ku tahu laku apa lagi membaca guratan kata-katanya.
Aku tak bisa jadi sastrawan dengan ribuan tandingan apa lagi jutaan kritikan ia pasti tak akan membaca karyaku. Hujan enggan berhenti, jadi hambar dan getir langit tak lagi biru namun kelabu.
Ternyata sukar menggambar pelangi ketika halilintar menyambar atau setelah gemuruh badai. Berharap pelangi guratanku terinjak langit hari.
Apalah uraian keadaan ini? Rindu haru biru kelabu.
Didesa ku lihat awal matahari, dikota ku kejar akhirnya, senja. Senja yang merona ketika sisi matahari yang landung tenggelam dicakrawala.
Aku tak mau diam, tak mau jiwaku terjajah. Maka ku nyatakan rasa, "Aku rindu padamu" walau ia diam. Suara Babeh Iwan Fals terdengar "Dan ku akui tanpa kemunafikan ku cinta kau..."
jelang hari berganti sampai tengah malam ini hirup aroma kopi.
Lagit hitam tak lagi biru haru. Tak lagi terlihat segaris senyum tersembunyi dari wajahnya. Masihkah bisa ku temui dirinya walau fajar masih hitam melingkar?
Kuncup telah lama berbunga, ku jaga-jaga tak layu tambahkan semangat baru. Awan berarak putih bukan jingga. Salam rindu pelita cahaya dihatiku tak pernah surut terus berkembang karenamu rinduku.
