senyum yang mendayu-dayu menyambutku
pandangan sisa hujan dibias mentari senja
pesona wajahnya bayi bergizi ditete sang ibu
ada kamu waktu itu
menuju rumah Tuhan memburu waktu
menempatkan diri
bersamamu waktu itu
ku takuti bayangan diri sendiri
di dekatmu berdiri
...
mengintai senyum sabit di awal bulan Syawal
tak berdayanya aku dalam tatapmu
separuh jalan kita bertemu
kau lempar cahaya kelangit
menutupi kedukaanmu yang penuh sembab
janganlah ada kesedihan di dirimu
karena itu membuat ku menangis
senyum semangat tertawalah kamu
karena itu membuatku bahagia
malam kian berlalu
hadirmu membawa damai
namun kau harus pulang pada ibumu
tak lepas mengikuti punggungmu yang berlalu
senang berjumpa kamu
sedih berpisah denganmu
semoga kan bersua kembali
Aku ingat itu, kamu...
tak berdayanya aku dalam tatapmu
separuh jalan kita bertemu
kau lempar cahaya kelangit
menutupi kedukaanmu yang penuh sembab
janganlah ada kesedihan di dirimu
karena itu membuat ku menangis
senyum semangat tertawalah kamu
karena itu membuatku bahagia
malam kian berlalu
hadirmu membawa damai
namun kau harus pulang pada ibumu
tak lepas mengikuti punggungmu yang berlalu
senang berjumpa kamu
sedih berpisah denganmu
semoga kan bersua kembali
Aku ingat itu, kamu...
